Forum IMF-Bank Dunia Galang Bantuan bagi Korban Gempa Lombok dan Palu

Arief Kamaludin|KATADATA
Suasana Venue bagian luar pertemuan World Bank dan IM di Denpasar, Bali, Minggu, (07/10). . Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali merupkanan pertemuan terbesar yang akan berlangsung 8 - 14 Oktober 2018 dengan diikuti 189 negara dan dihadiri sejumlah kepala negara.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
8/10/2018, 10.13 WIB

Di tengah kritik seputar anggaran Sidang tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia, peserta forum tersebut berinisiasi menggalang bantuan untuk korban bencana di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Donasinya bisa mencapai Rp 2,48 miliar.

Ketua Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Bank Indonesia (BI) Peter Jacobs menyampaikan, IMF dan pegawainya menggalang dana US$ 75 ribu atau Rp 1,13 miliar sejak jauh-jauh hari untuk membantu korban gempa di Lombok. "Itu kombinasi donasi IMF dan pegawai IMF," kata dia kepada Katadata, Minggu (7/10) malam.

Sementara, Secretary of Fund and Director IMF Jianlin Hai pada Jumat (5/10) lalu telah memberikan bantuan 20 ton beras dan bahan makanan lainnya untuk korban tsunami di Palu. Pengiriman bantuan tersebut dikoordinasikan dengan Ketua Panitia Nasional Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Panjaitan.

Lalu untuk korban tsunami di Palu dan Donggala, beberapa negara yang menjadi peserta sidang tahunan itu akan kembali menggalang dana. "Ada negara yang menyatakan akan memberikan donasi. Nanti kami umumkan negara mana saja dan jumlahnya," ujar Peter.

(Baca: Jumlah Peserta Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia Capai 32.000)

Tak hanya itu, salah satu bank nasional juga mensponsori penggalangan dana untuk korban bencana alam lewat penjualan kopi. Terdapat tiga panggung mini atau booth yang bakal memberikan kopi gratis kepada peserta Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia. Nantinya, jumlah bantuan yang diberikan untuk setiap kopi senilai Rp 100 - 150 ribu per gelas.

Sementara, Peter menghitung jumlah kopi yang tersedia mencapai 500 gelas per booth. Artinya, ada sekitar 1.500 gelas kopi yang diberikan dalam sehari. "Kalilah enam (hari), jadi 9 ribu gelas kopi," kata dia. Maka, donasi yang terkumpul bisa mencapai Rp 900 juta hingga Rp 1,35 miliar.

Apabila digabung dengan penggalangan dana dari IMF dan pegawainya, maka donasi yang terkumpul bisa mencapai Rp 2,48 miliar. Itu pun belum termasuk donasi dari beberapa negara peserta Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia.

Selain itu, Luhut B. Panjaitan, Managing Director IMF Christine Lagarde, Gubernur BK Perry Warjiyo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana mengunjungi korban gempa di Lombok, untuk memberikan bantuan. Mereka juga akan meninjau lokasi yang terdampak gempa di sana.

Secara keseluruhan, Peter memandang negara peserta Forum IMF-Bank Dunia memiliki perhatian besar kepada Indonesia. Sebab, Indonesia masih mampu menjadi tuan rumah acara sekelas sidang tahunan ini, di tengah terjadinya beberapa bencana alam di Lombok, Palu dan Donggala.

(Baca: Tom Lembong Bidik Pendanaan Infrastruktur Tahan Bencana di Bali)

Sebelumnya, pihak oposisi mengkritik pemerintah yang menghabiskan dana hingga Rp 830 miliar untuk sidang tahunan ini. Sementara, saat ini Indonesia tengah berkabung menghadapi bencana.

"Kalau (Presiden) Joko Widodo membatalkan pertemuan IMF di Bali karena alasan gempa Lombok dan Palu, apakah kemudian SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) marah? Apakah kemudian petinggi IMF memberikan sanksi kepada Indonesia Bukankah kita sudah berdaulat dari IMF, mengapa takut?" kata Andi Arief lewat akun Twitternya @AndiArief__ kemarin.

Reporter: Desy Setyowati