Jumlah Peserta Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia Capai 32.000

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Sejumah wisatawan menyaksikan pergerakan pesawat di landasan pacu Bandara Ngurah Rai dari Pantai Patra Bali, Kuta, Selasa (15/5). Pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai rencananya akan memperluas apron dengan menguruk enam hektare kawasan perairan sisi barat bandara untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas penerbangan terutama pada pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018.
Penulis: Hari Widowati
5/10/2018, 11.06 WIB

Gejolak ekonomi global dan gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) tidak menyurutkan minat komunitas global untuk mengikuti Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali, pekan depan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, peserta yang telah terdaftar mencapai 32.000 orang, angka ini melampaui ekspektasi pemerintah.

Menurut Luhut, jumlah peserta yang mendaftar melalui jalur Meeting Team Secretariat (MTS) dari pihak IMF-Bank Dunia mencapai 12.031 orang. Adapun peserta yang mendaftar melalui Indonesia Planning Team yang ditangani panitia nasional mencapai 19.404 peserta. Angka ini masih dimungkinkan terus bertambah.

"Jumlah peserta yang fantastis ini menjadikan event di Indonesia ini sebagai rapat tahunan IMF-World Bank yang terbesar sepanjang sejarah," kata Luhut, dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Kamis (4/10) malam. Hajatan ini menjadi ajang bagi pemerintah untuk membuktikan kepada dunia bahwa pemerintah mampu mengelola negara dengan baik di tengah kondisi global yang tidak menentu.

(Baca: Indonesia Buka Kesempatan Investasi 79 Proyek dalam Rapat IMF)

Ekonomi Bali Tumbuh Tinggi

Luhut mengatakan, Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Bali. Berdasarkan studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pertumbuhan ekonomi Bali berpotensi bertambah 0,64% menjadi 6,54% dengan asumsi ada 19.000 peserta Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia.

“Angka pertumbuhan Bali itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Luhut. Kegiatan tersebut juga akan menciptakan 32.700 lapangan kerja. Penerimaan daerah pun akan bertambah Rp 1,5 triliun. Dengan jumlah peserta Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia yang mencapai 32.000 orang, angka pertumbuhan ekonomi bakal lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Pemerintah juga akan memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang promosi pariwisata. “Kami membuat 33 destinasi wisata di sini. Ada (peserta) yang mulai mendaftar untuk berwisata ke Labuan Bajo dan Lombok,” kata Luhut dalam Rapat Koordinasi yang melibatkan berbagai instansi dan lembaga tersebut.

Dalam rapat tersebut, hadir perwakilan dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu, hadir perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Paspampres, Pangdam IX/Udayana, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dan Pemerintah Provinsi Bali. 

(Baca: Target Utama Jokowi dari Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali)