Bagaimana Batik Iwan Tirta Tetap Eksis Sepeninggal Sang Maestro?

Iwan Tirta Home
Koleksi Regalia pada lini furniture Iwan Tirta.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
3/10/2018, 07.00 WIB

Delapan tahun sudah Iwan Tirta meninggal dunia, namun namanya tetap eksis sebagai salah satu merek batik kelas atas Indonesia. Widharmika Agung yang kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) Iwan Tirta Private Collection menuturkan lika-liku usahanya menjaga nama besar Sang Maestro.

“Yang akan menjadi tantangan adalah untuk terus menciptakan seniman-seniman baru,” kata Widharmika di sela peluncuran boneka Barbie Kirana di Jakarta, Selasa (2/10).

Barbie Kirana merupakan boneka produksi PT Mattel Indonesia yang secara khusus mengenakan kostum batik Iwan Tirta. Peluncuran boneka ini bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

Untuk memastikan regenerasi, Iwan Tirta terus merekrut anak-anak muda, baik sebagai desainer, maupun perajin batik. Saat ini, Iwan Tirta mempekerjakan sekitar 700 perajin batik di Jawa Tengah.

Selain itu, Iwan Tirta juga melakukan diversifikasi produk. Jika sebelumnya identik dengan batik tulis eksklusif pada bahan katun atau sutera sebagai bahan sandang bernilai jutaan rupiah, sejak tahun lalu Iwan Tirta mulai memproduksi furnitur, tas dan perhiasan. "Harapannya kategori baru itu bisa membuka pintu ekspor," kata Widharmika.

Untuk produk furnitur, Iwan Tirta merilis platform khusus bernama 'Iwan Tirta Home'. Saat ini, Iwan Tirta Home menawarkan produk bertajuk Regalia, yang menghadirkan motif Modang, Sawunggaling, Gurdo, dan Lataran Kembang Tebu pada perabot seperti lemari, sofa, coffee table, side table, dan lainnya.

(Baca juga: Semarak Hari Batik, Antara Citra dan Keluhan Pedagang)

Selain itu itu, Iwan Tirta juga menghadirkan perhiasan bernuansa batik dengan menggandeng desainer aksesoris seperti Rinaldy A Yunardi. Karya Rinaldy bahkan kerap dikenakan para selebritas Hollywood seperti Beyonce, Lady Gaga, Katy Perry, dan Nicki Minaj. 

Lewat diversifikasi produk ini, Widharmika berharap batik dikenal dan hadir di setiap kehidupan masyarakat Indonesia dan mancanegara. Namun, target awalnya adalah memperluas pasar hingga Asia Tenggara.

"Semakin dekat dengan budaya batik, sangat relevan (untuk ditarget) seperti Singapura dan Malaysia," kata dia.

Kerja sama dengan produsen Barbie, PT Mattel Indonesia juga tak semata didasari alasan bisnis. Melalui boneka Barbie, yang dikenal di seluruh dunia, Widharmika ingin batik lebih dikenal di mancanegara.

"Kami lihat Barbie bisa menjadi jembatan yang relevan supaya anak muda menyukai batik," kata dia. "Beliau (Iwan Tirta) melihat penting sekali untuk mengamankan generasi muda untuk melestarikan batik."

Lewat kolaborasi ini, Iwan Tirta merancang dua gaya busana dan pola batik untuk Barbie yaitu Kawung Manis dan Sawunggaling Latar Kopi Pecah. Kawung Manis bermakna pengharapan untuk selalu bijaksana, rendah hati, dan ingat terhadap leluhur. Sementara motif Sawunggaling Latar Kopi Pecah menggambarkan seorang pemimpin yang berlaku adil dan baik hati.

"Edukasi penting supaya nilai-nilai yang ada di batik tidak terdelusi," katanya. Ia menambahkan, "Jangan sampai, pengrajin batik lama-kelamaan hilang, tergantikan oleh printing."

(Baca juga: Dampak Hari Batik terhadap Transaksi di Tokopedia dan Bukalapak)

Secara umum, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat ekspor produk batik pada 2016 mencapai US$ 738,9 juta atau setara Rp 9,92 triliun. Hanya, ekspor produk batik nasional mengalami penurunan dari US$ 881,9 juta pada 2013.

Adapun Iwan Tirta merupakan desainer batik kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 18 April 1935. Iwan Tirta mendapat tugas merancang 18 desain batik untuk dikenakan sebagai kemeja 18 Kepala Negara Anggota APEC sewaktu konfrensi di Jakarta pada 1996. Di tahun yang sama, ia menerbitkan buku berjudul “Batik A Play of Light and Shades” yang diterbitkan oleh Gaya Favorit Press.

Selama perjalanan karirnya, ia banyak menyelenggarakan pameran batik ketika ada kunjungan kepala negara seperti Ratu Juliana dari Belanda, Ratu lizabeth II dari Inggris, Raja Husein dari Jordania, Presiden dan Nyonya Reagan dari Amerika Serikat (AS). Ia mendirikan Iwan Tirta Private Collection pada 2003 dan meninggal dunia pada 31 Juli 2010.

Reporter: Desy Setyowati