Aksi teatrikal Presien Joko Widodo (Jokowi) meloncat truk dan meliuk-liuk di gang sempit dengan motor gede - tentu saja dengan pemeran pengganti- berhasil memukau banyak orang. Namun, cibiran juga datang atas aksi saat pembukaan Asian Games 2018 pada Sabtu (18/8) kemarin itu.
Jokowi bukan sekali itu saja beraksi di atas sepeda motor. Saat tur di Sukabumi, Jawa Barat pada April 2018, dia membawa motor jenis chopper berwarna kuning emas.
(Lihat infografik: Di Balik Pembukaan Spektakuler Asian Games 2018)
Penampilannya pun mengikuti tren anak muda. Jokowi menduplikasi gaya Dilan di film Dilan 1990, yang saat itu sedang hits. Dia memakai sepatu kasual hitam, celana jeans, dipadu jaket jeans biru muda bergambar peta Indonesia berwarna merah di bagian dada.
Lagi-lagi Jokowi berhasil menyita perhatian publik. Gayanya menjadi bahan perbincangan, baik pro dan kontra.
Atraksi di atas moge dan chopper merupakan upaya Jokowi untuk lebih akrab dengan generasi milenial atau mereka yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000.
(Baca juga: Penetrasi Awal Jokowi Membidik Pemilih Muslim dan Milenial)
Berdasarkan data Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada Desember 2017, jumlah generasi milenial dengan rentang umur 17-34 tahun mencapai 34,4% dari jumlah masyarakat Indonesia sebesar 265 juta. Sementara itu, KPU memprediksi jumlah pemilih muda saat ini diperkirakan mencapai 70-80 juta atau 35-40% dari 139 juta pemilih.
Langkah Jokowi membidik generasi milenial sebenarnya sudah sejak dia menjabat sebagai Presiden RI. Jokowi beberapa kali melakukan blusukan ke acara-acara festival musik, seperti We The Fest dan Synchronize Fest. Dia juga mendatangi beberapa kedai kopi yang dikelola anak muda, seperti Toko Kopi Tuku, Warung Kopi Sejiwa, atau Aming Coffee.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menyatakan Jokowi memahami generasi milenial merupakan pangsa potensial di Pilpres 2019. "Generasi milenial ini kan generasi penerus bangsa," kata Andreas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (20/8).
Andreas mengklaim upaya Jokowi menggaet milenial tak hanya berhenti untuk meningkatkan citra diri. Jokowi sudah mengupayakan berbagai kebijakan yang berpihak kepada kaum muda.
Salah satunya lewat pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bergerak di sektor kesenian. Ada pula pengembangan program pendidikan, seperti Kartu Indonesia Pintar, yang diklaim berpihak kepada generasi milenial.
Ke depan, strategi Jokowi menggaet milenial dengan menawarkan program yang menyiapkan konektivitas dan infrastruktur digital bagi startup. Sekretaris Jenderal Nasdem Johnny G Plate mengatakan, hal tersebut diperlukan agar bisnis startup dapat semakin berkembang.
"Keberpihakan terhadap milenial itu bukan soal usia. Kami menyiapkan platform digital untuk startup bisnis," kata Johnny.
Kampanye Sandiaga belum terlihat
Dari kubu Prabowo, upaya menggaet generasi milenial muncul lewat representasi Sandiaga Uno. Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menilai Sandiaga merupakan sosok yang paling dekat dengan generasi milenial dilihat dari segi usia dibandingkan kandidat lainnya.
Sandiaga, pemilik Saratoga Group, Adaro Energy, dan Recapital Securities, yang saat ini berusia 49 tahun, lebih muda delapan tahun dibandingkan Jokowi yang berumur 57 tahun. Apalagi bila dibandingkan dengan Prabowo (66) dan Ma'ruf (75).
Ferry menilai usia Sandiaga yang lebih muda membuat pemikiran, rekam jejak, serta relasi yang dimilikinya lebih lekat dengan generasi milenial. Salah satu program Sandi yang dianggap dekat milenial yakni OK OCE.
"Itu pengembangan enterpreneur muda," kata Ferry.
(Baca juga: Survei LSI: Ma'ruf Gerus Elektabilitas Jokowi, Sandi Naikkan Prabowo)
Berdasarkan hasil survei lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada periode 12-19 Agustus 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf lebih menguasai kantong suara kaum milenial dibandingkan Prabowo-Sandi.
Survei yang melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia menggunakan metode secara acak (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,9% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Para responden yang berusia antara 17 hingga 39 tahun mendukung Jokowi-Ma'ruf mencapai 50,8%. Sementara Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh dukungan sebanyak 31,8%.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan Jokowi lebih unggul di kalangan milenial karena telah lama menggarap segmen tersebut. Sementara, Sandiaga baru memulainya.
"Memang ini karena pengaruh Jokowi sendiri. Prabowo-Sandiaga baru muncul, belum melakukan kampanye yang masif," kata Adjie.
(Baca juga: Sepekan Daftar Pilpres, Prabowo-Sandi Lobi Maraton ke Golkar dan NU)