Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala Mansury menjelaskan kondisi Garuda saat ini membaik. Hal ini dikatakan Pahala menanggapi ucapan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat Ijtima Ulama dan Tokoh Bangsa soal kondisi maskapai nasional tersebut akan bangkrut.
Berdasarkan laporan keuangan Garuda pada semester I tahun ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut masih mencatat kerugian sebesar US$ 114 juta. Kerugian ini lebih rendah dari kerugian pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 283 juta.
"Kalau kami lihat saat ini kondisi kami semakin membaik," kata Pahala di Jakarta, Senin (30/7). (Baca: Terimbas Rupiah dan Avtur, Garuda Akan Revisi Target Laba 2018)
Meski demikian, Pahala enggan menanggapi terlalu banyak pernyataan Prabowo. Menurut mantan Direktur Keuangan Bank Mandiri tersebut, perkataan Prabowo lebih kental muatan politis yang bukan ranah perusahaannya. Dia hanya menyatakan akan menjalankan korporasi lebih baik.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Ijtima Ulama dan Tokoh Bangsa pada Jumat (27/7) pekan lalu, mengatakan Garuda dan beberapa BUMN lainnya terancam bangkrut. BUMN yang disebutnya adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
"Saya lihat hari-hari terakhir, BUMN kita dijual diam-diam tanpa transparansi. Pertamina sebagian sudah dijual," kata Prabowo. (Baca: Diterpa Isu Kebangkrutan, Pertamina Jamin Tak Ada Pembatalan Proyek)
Dia juga menambahkan BRI dan Bank Mandiri terlilit utang, terlihat dari penerbitan global bond. Oleh sebab itu dia mempertanyakan Menteri BUMN Rini Soemarno mengapa hal ini sampai terjadi. "Jika ditanya (bilang) lupa. Padahal ada dokumen beliau menyetujui," kata dia.