Presiden Joko Widodo menyatakan teror bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5) pagi sebagai tindakan biadab, di luar batas kemanusiaan. Termasuk tindakan pelaku yang melibatkan dua anak sekitar sepuluh tahun sebagai pelaku bom bunuh diri.
Akibatnya, korban berjatuhan dari masyarakat, polisi, hingga anak-anak. Hingga sore ini, jumlah korban tewas mencapai 11 orang. Sementara korban luka 41 orang. (Baca: Bom Tiga Gereja di Surabaya Dinilai Terorganisasi dengan Baik).
Jokowi, begitu Presiden biasa disapa, menilai terorisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan tak ada kaitannya dengan agama manapun. “Semua agama menolak terorisme, apapun alasannya,” kata Jokowi di Surabaya, Minggu (13/5) sore. “Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita kita.”
Sebelumnya, kutukan atas terorisme juga disampaikan beberapa ormas Islam. Muhammadiyah dan Maarif Institute, misalnya, menyatakan tindakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. (Baca: Muhammadiyah dan Maarif Institute Kutuk Teror Bom Surabaya).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur DR M Saad Ibrahim mengatakan, bom bunuh diri telah merusak tatanan umat, bangsa, dan kemanusiaan. “Visi Muhammadiyah yang teguh memperjuangkan puncak kebaikan bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan sangat menentang peristiwa peledakan bom bunuh diri pagi ini di beberapa gereja di Surabaya,” ujar Saad.
Jokowi memerintahkan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut tuntas jaringan pelakunya sampai ke akar-akarnya. Negara tak akan membiarkan tindakan terorisme yang terus terjadi di Indonesia.
Seluruh elemen masyarakat pun diajak untuk memerangi terorisme dan radikalisme. Kedua hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama, ketuhanan dan kebhinekaan. Jokowi mengimbau seluruh rakyat agar tetap tenang menjaga persatuan dan waspada. “Hanya dengan upaya bersama seluruh bangsa terorisme dapat kita berantas,” ujarnya.
Selain itu, dia mendoakan para korban tewas dan keluarga yang ditinggalkan. Para korban luka didoakan segera mendapatkan kesembuhan. Pemerintah menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban teror tersebut.
Sore tadi Jokowi mengunjungi Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Surabaya, Jawa Timur. GPPS diketahui menjadi salah satu lokasi teror bom bunuh diri pada Minggu pagi. (Baca juga: Sebelum Ledakan Bom Surabaya, Polisi Tembak Mati Teroris di Jawa Barat).
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang biru tua, Jokowi meninjau lokasi tersebut bersama Tito Karnavian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ada pula Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam video berdurasi satu menit yang diunggah di akun resmi Instagram-nya, Jokowi tampak berbincang dengan Wiranto, Budi, Tito, dan Hadi. Kemudian, Jokowi tampak menghampiri Soekarwo dan Risma untuk membicarakan ganti rugi atas dampak yang dihasilkan teror tersebut.