Jarak Aman Gunung Merapi Turun Jadi 2 Kilometer

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah petani melihat kepulan asap letusan freatik Gunung Merapi di Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi letusan freatik Gunung Merapi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah pada pukul 07.32 WIB.
Penulis: Arnold Sirait
11/5/2018, 13.27 WIB

Jarak aman untuk aktivitas masyarakat di Gunung Merapi mulai menurun ke kondisi normal. Sebelumnya, Gunung Merapi mengalami erupsi akibat ada letupan freatik. 

Pusat Kendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalob) Magelang Christian Ade Wijaya mengatakan awalnya masyarakat memang diminta menjauhi radius 3 kilometer (km)  dari Gunung Merapi dan sempat meningkat 5 km. Namun, akhrinya bisa berkurang. “Sekarang hanya 2 km,” kata dia dihubungi Katadata.co.id, Juma (11/5).

Christian juga mengatakan sampai saat ini tidak ada lagi letusan. Namun, memang masih ada hujan abu di Sleman. Sementara itu, untuk kawasan Magelang masih aman karena abu mengarah ke Selatan.

Menurut Christian, letupan/erupsi freatik adalah normal pada sebuah gunung berapi. Sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang.

Erupsi Freatik adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma baik secara langsung ataupun tidak langsung. Erupsi Freatik terjadi ketika adanya air tanah, air laut, air danau kawah, atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi.

Panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa dibendung, maka akan terjadi letusan yang disebut Erupsi Freatik. Letusan dari Erupsi Freatik mengeluarkan material padat yang terlempar akibat tekanan dari uap tadi.

Adapun, dari keterangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi Gunungapi Merapi terjadi Jumat, 11 Mei 2018 pukul 7:40 WIB dengan durasi kegempaan 5 menit. Ketinggian kolom erupsi mencapai 5500 m di atas puncak. Erupsi yang terjadi bersifat freatik (dominasi uap air). 

(Baca: Kementerian ESDM Gandeng Prancis Mitigasi Bencana Gunung Api)

Erupsi berlangsung satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan. Sebelum erupsi freatik ini terjadi, jaringan seismik Gunung Merapi tidak merekam adanya peningkatan kegempaan. Namun demikian, sempat teramati peningkatan suku kawah secara singkat pada pukul 6:00 WIB. Pascaerupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.