Pemerintah berupaya memberdayakan 230 ribu narapidana untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Caranya, antara lain dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kemampuan untuk menghasilkan produk kerajinan kreatif berkualitas ekspor.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyatakan pemerintah berfokus untuk pengembangan industri dan produk unggulan milik warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Menurutnya, saat ini tercatat sudah ada 230 ribu orang yang dianggap mampu menghasilkan produk kerajinan kreatif bernilai ekonomi.
“Tak ada perusahaan yang memiliki kapasitas pekerja sebanyak itu, kalau kita mampu melakukan pembinaan berbasis industri, hasilnya sangat besar,” kata Yasonna saat pameran Produk Unggulan Narapidana di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (3/4).
Dia menjelaskan produk-produk yang dikembangkan oleh warga binaan lapas beberapa di antaranya seperti kain tenun dari Kediri, kayu dari Banyuwangi, batik dari Cirebon, serta daerah lainnya sesuai dengan keunggulan budaya. Oleh karena itu, sinergi kedua pihak mesti ditingkatkan agar pengembangannya tepat guna.
Sementara itu, jika kemampuan warga binaan dalam menghasilkan produk kreatif bisa terus terasah, hal itu bisa berdampak postif terhadap peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang meningkat. “Produk yang dihasilkan nantinya tidak hanya dijual secara domestik, tetapi juga pasar ekspor,” tutur Yasonna.
Pengembangan kemampuan warga binaan di usaha kreatif juga di dukung Kementerian lain. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan pihaknya bakal memberikan bantuan dan alat-alat pendukung industri. Bantuan sebelumnya sudah diberikanuntuk Lembaga Pemasyarakatan di Tangerang dan Jakarta Timur. Rencananya, bantuan berupa alat bantu industri itu akan diperluas lagi ke beberapa daerah lain.
Menurutnya, Lembaga Pemasyarakatan harus menjadi tempat yang dapat mendorong kreativitas penghuninya. “Sehingga setelah lepas, mereka bisa menjadi wiraswasta baru atau mencari pekerjaan lebih mudah dengan kemampuan kreatif,” kata Airlangga.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan mendorong pemasaran produk lewat program e-smart IKM yang menghubungkan produk industri dengan marketplace lokal. Tujuannya supaya produk bisa dipasarkan secara digital dan mudah bertmu pembeli.
(Baca : Kemenperin Naikkan Anggaran Sosialisasi E-Commerce Bagi IKM)
Sementara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan produk narapidana akan mendapatkan tempat di Trade Expo Indonesia 2018. Hal itu dilakukan agar produk kreatif tersebut mendapatkan perhatian pengunjung mancanegara.
Karenanya, Enggar juga menyarankan agar ada badan usaha yang menaungi produksi dan industri narapidana. Tujuannya agar produktivitasnya terus ditingkatkan. “Tidak hanya fokus pada kualitas, tetapi juga kontinuitas,” ujarnya.
(Baca juga : Genjot Ekspor, Indonesia Mulai Negosiasi Dagang dengan Turki)