PT Kereta Api Indonesia (Persero) menawarkan keluarga terdekat para korban longsor di Underpass (terowongan) Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta untuk menjadi pegawai Badan Usaha Milik Negara tersebut. KAI bersama PT. Angkasa Pura II (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga akan menanggung semua biaya perawatan korban di rumah sakit dan yang meninggal dunia.
"Kami menyatakan duka cita mendalam bagi korban atas peristiwa ini," kata Direktur Utama PT. KAI Edi Sukmoro dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Selasa (6/2).
Kecelakaan akibat tanah longsor di perimeter Selatan underpass Bandara Soekarno-Hatta sebelumnya terjadi pada Senin (5/2) pukul 17.00 WIB. Dianti Putri (25) dan Mukhmainna Syamsuddin (24) yang merupakan karyawan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Tbk baru saja pulang kantor menuju rumah.
(Baca: Tertimbun Longsor di Bandara Soetta, Satu Orang Meninggal Dunia)
Ketika melewati underpass, dinding sebelah kiri terowongan mengalami longsor. Reruntuhan tersebut kemudian menimpa kedua korban dan mereka tertimbun selama 10 jam. Akibat hal tersebut, kondisi Dianti terus melemah dan meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada, Tangerang pada Selasa (6/2) pukul 06.47 WIB. Sedangkan Mukhmainna mengalami luka-luka.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa selama cuaca ekstrim ini, KAI, Waskita, Angkaa Pura II dan Railink menyiapkan posko pemantauan lintasan kereta api bandara Soekarno Hatta, terutama di area timbunan tinggi sepanjang 2,5 kilometer.
Selain itu tim teknis KAI, Waskita, dan Virama Karya akan bersama-sama meneliti kondisi geomteris rel untuk memastikan jalur tersebut aman dilalui kereta.
"Jadi operasional bandara dihentikan sampai menunggu evaluasi tim KAI untuk uji konstruksi Waskita," kata Executive General Manager Bandara Soekarno Hatta M. Suriawan Wakan. (Baca: Hantaman Cuaca Ekstrem, dari Banjir hingga Longsor)
Sedangkan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, ketika dikonfirmasi Katadata, mengatakan Komite Keselamatan Konstruksi Nasional tidak ikut mengevaluasi longsor ini. Hal ini lantaran jalur kereta bandara sudah dalam tahap operasional sehingga bukan ranah komite tersebut lagi.
"Karena sudah tahap pemanfaatan, maka kami tidak terlibat lagi," kata Syarif dalam pesan pendeknya, kemarin.