Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunda pengumuman pengusungan pasangan calon untuk pemilihan gubernur Jawa tengah pada Kamis (4/1) di DPP PDIP, Jakarta. Padahal, partai sudah menyebarkan undangan mengenai rencana pengumuman kandidat pilgub Jawa Tengah berbarengan dengan calon untuk wilayah Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Lampung.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim tak ada kendala untuk pengumuman pasangan calon terkait Pilgub Jateng. PDIP, lanjut Hasto, hanya mencari momentum yang lebih tepat untuk mengumumkan. "Ini bagian dari strategi komunikasi politik," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta.
Menurut Hasto, penundaan ini merupakan bagian dari upaya PDIP menampilkan pasangan calon yang kompeten untuk bersaing dalam kontestasi Pilkada. "Calon yang ditampilkan PDIP adalah mereka yang betul-betul telah teruji kinerjanya," kata Hasto.
(Baca: PDIP Belum Sepakati Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan kandidat yang sering disebut akan maju kembali dalam Pilgub Jateng. Ganjar saat ini masih menjalankan komunikasi yang intens dengan berbagai tokoh politik untuk pengusungannya dalam Pilgub Jateng. "Pak Ganjar, sedang menjalankan komunikasi dengan tokoh politik di Jakarta sekarang," kata Hasto.
PDIP dikabarkan belum menuai kesepakatan dengan partai koalisi lainnya dalam menggadang calon wakil gubernur. Meskipun PDIP memiliki 27 kursi di DPRD Jawa Tengah dan dapat mengusung kandidatnya sendiri, namun memilih berkoalisi dengan partai lain karena ketatnya persaingan di Jawa Tengah.
Seperti diketahui, beberapa kandidat yang berlaga di Jawa Tengah di antaranya mantan menteri ESDM Sudirman Said yang diusung oleh koalisi Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Belakangan juga muncul nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso yang digadang dalam Pilgub Jateng.
(Baca: SMRC: Elektabilitas Mayoritas Parpol Turun, Hanya PDIP Terus Menanjak)
PDIP kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasdem. Partai berlambang banteng moncong putih ini juga menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Golkar.
Berdasarkan informasi yang beredar, saat ini PDIP, PKB dan Partai Golkar masih tarik ulur menentukan posisi para kandidat. PKB misalnya, ngotot agar salah satu kadernya dapat menduduki posisi wakil gubernur.
"PKB harus masang minimal wakil gubernur dengan siapa pun (calon gubernurnya), baik dengan PDIP atau Gerindra atau poros, pokoknya PKB harus masang kadernya sebagai penghormatan kepada kerja keras kader di Jateng selama lima tahun ini," kata Ketua DPW PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori, dikutip dari Antara.
Penundaan PDIP mengumumkan kandidat di Pilgub Jawa Tengah diwarnai isu miring yang menimpa Ganjar. Politikus PKS Fahri Hamzah dalam cuitan di Twitter misalnya menyebut ada pihak yang berupaya menjatuhkan Ganjar lewat kasus hukum di Indonesia.
Namun, Hasto memastikan, PDIP tak mempersoalkan isu hukum yang menerpa Ganjar. Ganjar dianggap tak memiliki persoalan hukum, meskipun petahana Jawa Tengah itu namanya pernah muncul dalam berkas dakwaan sebagai pihak yang diduga menerima dana korupsi e-KTP. Belakangan, nama Ganjar hilang dalam berkas dakwaan yang menyeret Setya Novanto.
"Lebih percaya gubernur yang mendapatkan penghargaan dari KPK (dalam kepatuhan laporan harta kekayaan) atau percaya orang yang dipenjara?" tutur Hasto.
(Baca: Sempat Bimbang, Megawati Akhirnya Restui Djarot Ikut Pilgub Sumut)