Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menguji coba penggunaan bahan bakar Solar bercampur minyak nabati sebesar 20% (Biodiesel-20/ B20). Uji coba kali ini akan diterapkan pada kereta api jurusan Jakarta-Bandung.
Menurut Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, uji coba ini diterapkan mulai tahun depan selama tiga bulan. "Uji coba ini akan mulai dilakukan pada periode Januari hingga Maret,” kata dia di Belitung, akhir pekan lalu.
Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kecocokan penggunaan bahan bakar biodiesel terhadap mesin kereta api. Ini karena dalam uji coba sebelumnya, menemukan ketidakcocokan antara biodiesel dan mesin kereta api. Namun, uji coba itu hanya dilakukan terhadap satu merek.
Dadan mengatakan hasil kajian awal memang menunjukkan kalau injector kereta api tidak tahan terhadap biodiesel. Ini karena injector tersebut lebih lunak dibandingkan mobil diesel. ”Mungkin itu menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kali keluar api pada mesin lokomotif kereta," ujar Dadan.
Namun, sambil menunggu hasil B20 selesai, pemerintah juga akan menguji coba B30. Tujuannya agar tidak ada kendala dalam penerapannya. Apalagi kajian awal B30 sudah selesai.
Uji coba untuk B30 ini nantinya diterapkan untuk transportasi darat selain kereta api. "Kajiannya sudah selesai, akan dicoba pada transportasi darat selain kereta api," ujar Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar.
Pemerintah tengah mempersiakan uji coba tersebut. Rencananya uji coba untuk B30 akan dilakukan mulai tahun 2018
Sementara untuk implementasinya setelah kendala yang ada di B20 selesai. "Kami masih akan menguji B-20 untuk kereta api, akan dibuktikan apakah B-20 comply dengan sistem kereta api sekarang," ujar dia.
Pemakaian biodiesel ini menjadi salah satu upaya pemerintah mengejar target pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Adapun hingga 2025, target bauran energi dari EBT sebesar 23%.
(Baca: Kebijakan Biodiesel B30 Terancam Mundur dari 2020)
Dari data Kementerian ESDM, penyerapan biodiesel sepanjang semester I-2017 mencapai 1,67 juta kiloliter (KL). Hingga akhir tahun targetnya bisa mencapai 4,60 juta KL. Kemudian tahun depan bisa meningkat jadi 5,01 juta KL.