PT Pertamina (Persero) menyiapkan upaya pengamanan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Langkah ini untuk mengantisipasi meningkatnya konsumsi BBM dan LPG selama masa libur Natal 2017 hingga Tahun Baru 2018.
Direktur Pemasaran Pertamina Muhammad Iskandar mengatakan, konsumsi BBM yang akan meningkat, antara lain Premium sebesar 2% dari 31.971 kiloliter (KL) menjadi 32.610 KL, Pertalite sebesar 12% dari 42.201 KL menjadi 47.430 KL, Pertamax sebesar 7% dari 16.000 KL menjadi 17.150 KL.
Kemudian, Pertamax Turbo sebesar 15% dari 748 KL menjadi 864 KL, Dexlite sebesar 10% dari 1.154 KL menjadi 1.270 KL, Pertamina Dex sebesar 12% dari 502 KL menjadi 562 KL, Avtur sebesar 11% dari 14.564 KL menjadi 16.245 KL, dan Kerosene sebesar 3% dari sebanyak 1.634 KL menjadi 1.683 KL.
(Baca juga: Bantah Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina: Stok Mencukupi 18,9 hari)
Adapun, Solar diperkirakan akan turun sebesar 6% dari 37.019 menjadi 33.216. "Tahun baru turun karena kegiatan angkutan barang memang berkurang," kata Iskandar melalui teleconference di Jakarta, Jumat (15/12).
SVP Fuel Marketing & Distribution PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan, upaya pengamanan dilakukan dengan meningkatkan ketahanan pasokan BBM dan LPG. Gigih mengatakan, Pertamina telah meningkatkan ketahanan stok Premium sehingga cukup untuk 27,4 hari, Pertamax untuk 19,6 hari, Pertalite untuk 20,3 hari, Avtur untuk 21 hari, Kerosene untuk 21,5 hari.
"Jadi posisi ketahanan sangat kuat, saat ini kita berusaha terus mendorong terminal paling akhir yang bisa melayani masyarakat," kata Gigih.
Senior Vice President Non Fuel Marketing PT Pertamina, Basuki Trikora Putra mengatakan, LPG meningkat sebesar 4% menjadi 23.916 metrikton (MT) dari biasanya 23.023 MT. Basuki memprediksi ketahanan pasokan LPG yang disiapkan cukup untuk 14,5 hari.
"Sampai akhir bulan ada kargo masuk impor di tanggal 16 Desember sebesar 44 ribu metrikton. Kami akan terus menjaga ketersediaan stok dalam jumlah yang cukup," kata Basuki.
(Baca: Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pemerintah Siap Tambah Pasokan)
Gigih mengatakan, peningkatan pasokan ini dilakukan di tingkat Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), dan depot LPG. Peningkatan ini sudah dimulai sejak 1 Desember-17 Desember 2017.
Pertamina juga menyiapkan penambahan mobil tangki, agen/pangkalan siaga LPG, serta menyiagakan kantong SPBU dan SPPBE di jalur wisata dan daerah rawan kemacetan. Setidaknya terdapat 35 SPBU kantong dan 51 SPPBE kantong yang disiagakan dengan sebaran di Sumsel, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim.
Pertamina pun menyiapkan layanan khusus KiosK Pertamax, mobile dispenser unit, BBM kemasan di SPBU, dan motor/mobil pengantar kemasan BBM di beberapa titik yang rawan kemacetan dan jauh dari SPBU. Sebanyak sembilan titik KiosK Pertamax yang telah disiapkan antara lain di SPBU rest area Tol Cipali, jalan Pantura Kota Tegal, serta 5 titik mobil tangki dispenser di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Sebanyak 15 titik motorist BBM kemasan di jalur Pantura Jabar dan Jateng dan Sumatera" kata Gigih.
Selain itu, Pertamina membentuk satuan tugas (satgas) untuk pengamanan pasokan bahan bakar tersebut yang bertugas sejak 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018. Untuk kelancaran tim satgas, Pertamina juga berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait diantaranya Kemenhub, Polri, Kemen ESDM, BPH Migas, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan BPJT.
"Pertamina juga mengkomunikasikan berbagai informasi yang memudahkan masyarakat melalui media, sosial media, aplikasi Pertamina GO, serta layanan kontak Pertamina 1 500 000," kata
Khusus LPG, Basuki mengatakan Pertamina menyiagakan 2.528 agen dan 23.848 pangkalan di seluruh Indonesia untuk memastikan pasokan LPG aman. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkati apabila diperlukan tambahan pasokan melalui operasi pasar LPG 3 kg.
“Kami memperkirakan terjadi peningkatan konsumsi hingga 4 persen dari rata-rata normal, dengan kondisi puncak pada 26-30 Desember 2017” ujar Basuki.