PT Pertamina (Persero) membantah adanya kelangkaan elpiji 3 kilogram bersubsidi. Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, stok harian elpiji 3 kilogram Pertamina mencapai 18,9 hari.
Angka tersebut menurut Iskandar masih berada di atas rata-rata stok nasional yang mencapai 15 hari. Sedangkan stok aman secara minimal berada di angka 11 hari. Selain itu Pertamina akan menambah rata-rata penyaluran menjadi 21 ribu metrik ton dari sebelumnya hanya 20.300 metrik ton per hari.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, kebutuhan akan kami penuhi," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (8/12).
Iskandar mengatakan laporan adanya kelangkaan elpiji sempat ditindaklanjuti pihaknya dengan operasi pasar. Namun, ketika operasi digelar ternyata tidak ada perubahan pada serapan elpiji tabung melon yang disediakan. Hal ini menandakan tidak ada kelangkaan. "Jadi perlu kerja sama seluruh pihak agar masyarakat tidak resah."
Walaupun belum mengetahui pasti, Iskandar memprediksi isu kelangkaan ini merebak lantaran dua hal. Pertama adalah adanya rencana distribusi elpiji secara tertutup. Sedangkan adanya rencana Bright Gas 3 kilogram untuk mengganti elpiji 3 kilogram juga menambah kepanikan.
(Baca juga: Pertamina Tes Pasar Produk Baru Elpiji 3 Kg Nonsubsidi)
"Ini yang perlu kami luruskan, bahwa itu hanya jadi alternatif masyarakat untuk yang mau pakai 3 kilogram nonsubsidi, tidak perlu ganti tabung 5 kilogram," kata dia.
Dirinya juga mengatakan Satuan Tugas yang terdiri dari Pertamina, Pemda dan Hiswana Migas sudah menandatangani Surat Keputusan untuk mengamankan pasokan dari 7 Desember hingga 7 Januari.
"Kontrol kami ke 130 ribu pangkalan juga berjalan untuk ketersediaan stok," kata dia.
Adapun Senior Vice President Non fuel Marketing Pertamina Basuki Trikora Putra menyebut harga elpiji bersubsidi saat ini sebesar Rp 5000 per kilogram. Sedangkan untuk harga elpiji non subsidi saat ini mencapai Rp 11.200 per kilogram.
(Baca juga: Sierra Nusa Gas Siap Ramaikan Bisnis Elpiji di Indonesia)