Presiden Joko Widodo pagi tadi kedatangan Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen di Istana Bogor. Pembicaraan bilateral ini, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai hal mulai dari bidang energi terbarukan hingga kemaritiman.
Di sektor kemaritiman Indonesia dan Den Mark sepakat meningkatkan kerja sama dalam memberantas kejahatan penangkapan ikan secara ilegal atau IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing. Kedua negara juga sepakat bekerja sama di bidang energi baru dan terbarukan.
"Kerja sama energi bayu (angin) salah satu prioritas," ujarnya dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden, Selasa (28/11). (Baca: Pembangkit Listrik Tenaga Angin Terbesar di Indonesia Beroperasi 2018)
Jokowi juga sempat meminta dukungan Denmark terhadap diskriminasi dan kampanye hitam produk kelapa sawit Indonesia oleh Eropa. Presiden juga meminta dukungan (Denmark) dalam negosiasi perdagangan bebas Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Selain itu Indonesia dan Denmark juga bersepakat dalam peningkatan kerja sama lingkungan hidup. Beberapa proyek yang dimaksud adalah pelestarian Hutan Harapan di Jambi, kerja sama pengelolaan limbah, hingga manajemen pengolahan sampah. Sebelum memulai pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana bersama PM Rasmussen dan Ibu Solrun menanam pohon Meranti Tembaga di taman Istana Bogor.
(Baca: Pemerintah Gandeng 4 Negara Ubah Sampah Jadi Listrik dan Aspal)
Jokowi juga menyebut investasi Denmark naik 1.262 persen hingga saat ini. Oleh sebab itu dirinya menyambut baik kerja sama ini mengingat Indonesia dan Denmark memiliki Rencana Aksi Implementasi Kemitraan Indonesia-Denmark 2017-2020 yang baru saja disahkan.
"Dua tahun lalu kami juga mendapat kehormatan kunjungan Ratu Denmark. Ini tentu dimaknai komitmen peningkatan hubungan bilateral kedua negara," ujar Jokowi.
Adapun PM Rasmussen mengatakan tujuan utama kedatangannya untuk meningkatkan hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih baik. Ini mengingat Indonesia pada tahun 2023 akan menjadi salah satu perekonomian terbesar. "Jokowi dan saya menyetujui peningkatan investasi dan penghapusan berbagai hambatan perdagangan," ujar Rasmussen.