Presiden Joko Widodo menargetkan perjanjian dagang Indonesia-Cile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) dapat rampung tahun ini. Hal tersebut dibahas saat pertemuan bilateral dengan Presiden Cile Veronica Michelle Bachelet Jeria di Istana Merdeka, hari ini.

Jokowi ingin mempercepat perjanjian dagang ini dengan alasan bahwa Indonesia tengah berupaya memacu transaksi perdagangan dengan negara-negara nontradisional, salah satunya adalah negara Amerika Latin seperti Cile. Apalagi negara ini merupakan mitra perdagangan terbesar ketiga bagi Indonesia di Amerika Selatan. Karena itu, masalah perdagangan investasi merupakan topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral tersebut.

"Topik utamanya adalah menyelesaikan CEPA dengan Cile," kata Jokowi dalam jumpa pers usai pertemuan tersebut di Istana Merdeka, Jumat (12/5). (Baca: Cile akan Jadi Gerbang Ekspor Indonesia ke Amerika Latin)

Ada beberapa sektor kerja sama yang bisa ditingkatkan dari kedua negara, antara lain industri strategis, perikanan, serta produk pertanian. Kerja sama ini dapat ditingkatkan lantaran Indonesia dan Cile sama-sama aktif di berbagai forum seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok serta Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Kedekatan bilateral kedua negara akan membantu kerja sama di forum tersebut.

Presiden Bachelet juga sangat berharap kerja sama dengan Indonesia bisa ditingkatkan. Selama 52 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Cile sudah berhasil memajukan kerja sama di bidang perdagangan, budaya dan politik. Dia berharap kerja sama ini ditingkatkan dan diperluas di bidang lain.

"Setelah sekian lama membahas negosiasi Indonesia-Cile CEPA, kami akan menyelesaikannya tahun ini. Kami juga berharap dari situ bisa meningkatkan perdagangan dan kerja sama lainnya di bidang ekonomi," ujarnya.

Salah satu bidang yang disebutkan Bachelet adalah energi. Dia mengatakan Indonesia memiliki potensi geotermal sangat besar layaknya Cile mengembangkan potensi energi solar yang dimiliki saat ini. Oleh sebab itu pertukaran pengalaman ini dapat mulai dilakukan kedua negara. "Emang ada jarak (Indonesia dan Cile), tapi kami dekat melalui APEC," katanya.

(Baca: Resolusi Sawit Bisa Ganggu Perundingan Dagang dengan Uni Eropa)

Terkait dengan perjanjian dagang, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan perundingan CEPA Indonesia dengan Cile akan dilanjutkan terus. Apalagi surplus Indonesia ke negara tersebut sudah tercatat mengalami penurunan hingga 12 persen sepanjang periode 2012 hinga 2016.

"Apalagi ekspor Indonesia seperti mobil sering tidak tercatat karena lewat negara lain. Padahal ini (Cile) bagian negara nontradisional," kata Enggartiasto. 

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan komoditas Indonesia yang dapat dipacu ke Cile adalah buah-buahan lokal. Selain itu dalam bidang energi, bidang panas bumi di Indonesia dapat juga dikembangkan bersama dengan negara Amerika Selatan tersebut.

"Tadinya saya pikir bisa untuk daging dan jagung. Namun jarak (Indonesia - Cile) terlalu jauh," kata Darmin. (Baca: Bernilai Rp 13,6 Triliun, Pemerintah Incar Pasar Afrika Selatan)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution