Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengirimkan surat kepada Inpex Corporation pada pekan lalu. Dalam surat ini, pemerintah meminta perusahaan asal Jepang tersebut mulai melakukan kajian desain awal (Pre-FEED) Proyek Blok Masela.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan dalam Pre-FEED ini, Inpex harus melakukan kajian meliputi kapasitas produksi. Inpex juga harus menentukan pulau mana yang akan dijadikan lokasi kilang gas dari Blok Masela.

(Baca: Pemprov Maluku Permudah Pembebasan Lahan Kilang Masela)

Arcandra meminta kajian mengenai kapasitas produksi dibuat dalam dua skenario. Pertama, skenario produksi gas alam cair (LNG) sebesar 7,5 juta  ton per tahun beserta 474 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas pipa. Kedua, kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 mtpa dengan 150 mmscfd gas pipa.

Meski harus melakukan dua kajian secara bersamaan dalam proses Pre-FEED, Arcandra memastikan Inpex tidak akan menggelontorkan biaya yang besar untuk melakukan desain awal itu. "Kecil itu gak gede (biayanya). Lebih banyak benefitnya dari pada lakukan satu (skenario), nanti enggak komprehensif," kata dia di kementerian ESDM, Rabu malam (22/3).

Demikian juga untuk penentuan lokasi pulau yang akan dibangun kilang Blok Masela. Inpex wajib mengkaji dua opsi lokasi, yakni di Pulau Aru dan Pulau Yamdena atau Tanimbar. Ia menginginkan Inpex dapat mengevaluasi dua pilihan lokasi itu agar diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Halaman: