Menteri Rini Targetkan Laba Pertamina Saingi Shell dan Chevron

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
15/3/2017, 13.23 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mencetak laba lebih besar. Rini menargetkan perusahaan pelat merah ini bisa masuk tiga besar perusahaan minyak dan gas (migas) dengan pendapatan tertinggi di dunia bersama Shell dan Chevron.

Rini menjelaskan, saat ini, Pertamina memang merupakan salah satu BUMN dengan kinerja yang memuaskan. Tahun lalu, Pertamina diklaim telah mengalahkan perusahaan migas milik Malaysia, yakni Petronas dengan mencetak laba sekitar Rp 42 triliun.

Rini mengatakan, dengan pencapaian tersebut, Pertamina masih bertengger di posisi belasan sebagai perusahaan migas dengan penghasilan terbesar. Ia berharap Pertamina bisa naik kelas sesuai targetnya dalam lima tahun. "Jadi targetnya minimal tiga besar, lima tahun lah yah," ujar Rini di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (15/3).

(Baca juga: Lewat Kompromi, Elia Massa Manik Segera Jadi Dirut Pertamina)

Menurut Rini, Pertamina sudah cukup baik dalam melakukan efisiensi. Tercatat, BUMN tersebut mampu melakukan penghematan sebesar Rp 26 triliun sepanjang 2016 lalu. Pertamina juga mendapat apresiasi langsung dari Presiden Joko WIdodo (Jokowi) karena kinerja manajemennya yang cukup baik.

Rini berpesan agar dengan terpilihnya direktur utama yang baru, Pertamina dapat melakukan inovasi dan transparansi. Jajaran direksi Pertamina diharapkannya dapat meningkatkan prinsip Good Corporate Government (GCG) dalam menjalankan roda kegiatan perusahaan migas terbesar di Indonesia ini.

"Insyaallah saya yakin dengan semangat menerapkan strategi itu, dengan inovasi dan menegakan GCG maka target tersebut bisa tercapai," ujar Rini.

(Baca juga: RUPS Pertamina Besok, Dirut Baru Diminta Konsolidasi Internal)

Selain itu, Rini juga berpesan agar Pertamina bisa bersinergi dengan BUMN lainnya. Dengan demikian, BUMN lain pun bisa memiliki kinerja sebaik Pertamina.  "Lalu, Pertamina dan BUMN lain harus merangkul UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) agar masyarakat bisa merasakan betul BUMN hadir untuk negeri," ujarnya.

Seperti diketahui, sepanjang 2016, PT Pertamina (Persero) behasil membukukan laba bersih US$ 3,14 miliar (sekitar Rp 42 triliun), melonjak 121,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,42 miliar (sekitar Rp 19 triliun). Efisiensi menjadi kunci raihan laba Pertamina, sebab pendapatan perusahaan tersebut justru menurun 12,7 persen menjadi US$36,45 miliar.

Reporter: Miftah Ardhian