Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, per 30 November lalu, masih ada 24 kontraktor kontrak kerjasama minyak dan gas bumi (migas) yang produksi minyaknya masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016. Totalnya mencapai 185.949 barel per hari.

Dua anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina EP (PEP) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Jawa (ONWJ) juga mencatat kinerja yang di bawah target. PEP hanya bisa memproduksi minyak 83.983 bph dari target dalam APBN sebesar 87.714 bph. Sedangkan PHE ONWJ menghasilkan minyak 35.973 bph, padahal targetnya 37.300 bph.

(Baca: Produksi Total di Blok Mahakam Melampaui Target)

Selain PHE dan PEP, kontraktor lain yang belum mencapai target produksi minyak adalah Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait SA, Petroselat, JOB Pertamina Petrochina Salawati, PT Sumatera Persada Energi, Hexindo, ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd, dan Tiara Bumi Petroleum.

Ada pula, PT Odira Energi Karang Agung, Star Energy Ltd, Montdor Oil Tungkal Ltd, JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, Saka Indonesia Pangkah Ltd, Mubadala Petroleum Indonesia, Citic Seram Energy Ltd, Petrogras (BASIN) Ltd, dan Petrochina International Jabung Ltd.

Kontraktor lainnya adalah, PT Sarana Pembangunan Riau Langgak, PT Tropik Energi Pandan, Kalrez Petroleum (Seram) Ltd, Lapindo Brantas Inc, Manhattan Kalimantan Investment Pte, BP Bera Ltd, Petrochina Internasional Bangko Ltd, Ophir Bangkanai Energy dan Tately N.V.

Meski begitu, SKK Migas mencatat pencapaian target lifting atau produksi siap jual minyak telah berhasil melampaui target dalam APBNP 2016. Lifting minyak per 30 November lalu mencapai 821 ribu barel per hari, lebih tinggi dibandingkan target sebesar 820 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas mencapai 6.643 mmscfd, atau lebih tinggi dari target 6.400 mmscfd.

(Baca: ESDM Prioritaskan Kontraktor Besar Pasang Alat Ukur Produksi Minyak)

Pencapaian lifting minyak tersebut setidaknya ditopang oleh 10 perusahaan. Pertama, Chevron Pacific Indonesia sebesar 249,7 ribu bph. Kedua, Mobil Cepu Ltd sebesar 169,4 ribu bph. Ketiga, PT Pertamina EP sebesar 81,9 ribu bph. Keempat, Total E&P Indonesie sebesar 65,1 ribu bph. Kelima, PHE ONWJ sebesar 35 ribu bph.

Keenam, CNOOC SES Ltd sebesar 32 ribu bph. Ketujuh, Chevron Indonesia Company sebesar 18,8 ribu bph. Kedelapan, ConocoPhillips Indonesia sebesar 19,8 ribu bph. Kesembilan, PC Ketapang Ltd sebesar 17,3 ribu bph. Kesepuluh, Petrochina International Jabung Ltd sebesar 11,6 ribu bph. Sedangkan KKKS lainnya menyumbang lifting sebesar 120,5 ribu bph.

Mengacu kepada pencapaian tersebut, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi optimistis target lifting migas tahun ini dapat tepenuhi. "Jadi kita optimistis lifting migas tercapai tahun ini. Lifting minyak tercapai walaupun pas-pasan," katanya saat rapat kerja dengan Komisi Energi DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (5/12).

Amien juga optimistis target lifting minyak tahun depan bisa tercapai. Syaratnya, skenario produksi sesuai kaidah yang tepat, penerapan teknologi yang tepat, mengupayakan teknologi baru, memastikan jadwal proyek baru, dan meningkatkan produksi bagi KKKS yang memiliki potensi.

Berdasarkan data SKK Migas, target lifting 2017 dapat tercapai dengan kontribusi dari Chevron Pacific Indonesia sebesar 228,9 ribu bph, Mobil Cepu Ltd sebesar 200 ribu bph, dan PT Pertamina EP sebesar 84,2 ribu bph. Selain itu dari Total E&P Indonesie 52,8 ribu bph dan PHE ONWJ sebesar 36,5 ribu bph.

(Baca: Pemerintah Wajibkan Kontraktor Pasang Alat Penghitung Produksi Minyak)

Ada juga kontribusi dari CNOOC SES Ltd sebesar 31,3 rbu bph, Chevron Indonesia Company sebesar 17,7 ribu bph, dan ConocoPhillips Indonesia sebesar 17,4 ribu bph. Lalu, dari PC Ketapang Ltd sebesar 15,6 ribu bph, dan Petrochina International Jabung Ltd sebesar 14,4 ribu bph, serta ditambah dari KKKS lain sebesar 115,9 ribu bph.