Kegelisahan membayangi pasar minyak dunia menjelang pertemuan yang akan digelar organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC). Para anggota organisasi ini akan membahas kemungkinan pemangkasan produksi untuk memulihkan harga yang telah anjlok sejak pertengahan 2014.

“Saat ini, kesepakatan untuk membatasi produksi minyak terlihat suram. Harga minyak mencerminkan kondisi tersebut,” ujar analis dari Forex.com, Fawad Razaqzada, seperti dilansir Reuters, Rabu (30/11). Meski demikian, masih ada harapan karena OPEC kerap mengambil keputusan pada detik-detik terakhir.

Harga minyak mentah berjangka acuan West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan US$ 45,38 per barel, atau naik 35 persen. Sementara itu, masih belum ada laporan harga untuk minyak mentah acuan Brent. (Baca: Kebijakan Harga Minyak Dikritik Jelang Pertemuan OPEC)

Harga minyak merosot hampir 4 persen dalam sesi perdagangan sebelumnya, menyusul perdebatan yang muncul antara Arab Saudi, Iran serta Irak, mengenai rencana pengurangan produksi.

Para pedagang menyatakan pasar sedang dalam kecemasan tinggi, karena harga bisa berubah sangat cepat, tergantung pada keputusan OPEC dalam pertemuan di Wina, Austria, hari ini.

Razaqzada menjelaskan jika pertemuan OPEC ini berhasil memutuskan adanya pengurangan produksi, maka harga minyak bisa pulih hingga di atas US$ 50 per barel.  Namun, jika pertemuan itu tidak membuahkan kesepakatan, harga minyak bisa terjun ke level US$ 40 per barel.

Iran dan Irak masih menolak ajakan dari Arab Saudi untuk memangkas produksi. Hal ini menyulitkan OPEC dalam mencapai kesepakatan. (Baca: Permintaan Meningkat, Harga Minyak Indonesia Naik 8,1 Persen)

Pada Selasa (29/11), tensi meningkat setelah Iran menyurati OPEC dan meminta agar Arab Saudi memangkas produksinya sebesar 1 juta barel per hari (bph). Jumlah ini lebih besar dari yang disanggupi Riyadh, berdasarkan sumber-sumber Reuters di OPEC.

Saat tiba di kantor pusat OPEC di Wina, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya belum siap untuk mengurangi produksi. “Kami akan tetap menjaga level produksi sesuai kesepakatan di Algeria,” ucapnya.

OPEC yang menguasai sepertiga produksi minyak dunia, sebelumnya telah mencapai kesepakatan di Algeria pada September lalu untuk membatasi produksi agar tidak lebih dari 32,5 juta – 33 juta bph. Saat ini angka produksi mencapai 33,64 juta bph, yang membuat harga melemah.

OPEC menyatakan akan membebaskan Iran, Libia, dan Nigeria dari pemangkasan produksi karena ketiga negara ini terjerat sejumlah sanksi. (Baca: Harga Minyak Bisa Turun Jangka Pendek Akibat Efek Trump)