Pemerintah berharap penandatanganan kontrak pengelolaan Blok East Natuna bisa terealisasi pada tahun ini. Dengan begitu, kegiatan pengeboran dan produksi minyak dan gas bumi blok di Laut Natuna itu bisa segera terlaksana.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah masih menunggu sikap konsorsium kontraktor mengenai pengembangan Blok East Natuna. Sebab, pemerintah sudah memberi waktu kepada konsorsium untuk menentukan sikap sampai pertengahan November ini.
(Baca: Kontrak East Natuna Tertunda Bulan Depan, Luhut: Ada Bagi-Bagi Kue)
Setelah ada sikap dari peserta konsorsium, pemerintah akan menyelesaikan kontrak tersebut. “Jadi besok, mereka akan kasih masukan, lalu rapatkan lagi, baru akan kami finalkan. Harapannya tahun ini penandatanganan,” kata dia kepada Katadata, Senin (16/11).
Pemerintah sebenarnya sudah menawarkan kontrak Blok East Natuna kepada konsorsium yang beranggotakan PT Pertamina (Persero), ExxonMobil dan PTT EP Thailand. Konsep yang ditawarkan adalah pengembangan blok secara terpisah antara minyak dan gas bumi. (Baca: Pemerintah Siapkan Kontrak Khusus untuk Blok East Natuna)
Blok East Natuna memang memiliki dua struktur, yakni minyak dan gas bumi. Namun, untuk memproduksi gas memiliki tantangan tersendiri, karena memiliki kandungan karbon dioksida (CO2) yang mencapai 72 persen.
Menurut Wiratmaja, produksi minyak dan gas bumi dilakukan secara bertahap. Jadi yang dikelola minyaknya terlebih dahulu, kemudian gas karena masih menunggu kajian teknologi dan pasar yang sedang dilakukan dan baru akan selesai akhir 2017.
Tapi, konsep tersebut belum disepakati oleh semua anggota konsorsium. ExxonMobil dan PTT EP Thailand harus menunggu persetujuan dari masing-masing kantor pusatnya di Houston dan Bangkok. “Mereka minta waktu sampai pertengahan bulan,” kata Wiratmaja.
Di sisi lain, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengklaim ExxonMobil sudah mendapatkan restu dari kantor pusat, sehingga diharapkan penandatanganan segera terlaksana. “Kelihatannya mereka sudah ada lampu hijau dari kantor pusatnya untuk bicara detail mengenai East Natuna. Mudah-mudahan bisa ditandatangani (kontraknya),” kata dia di Jakarta, Rabu (8/11).
(Baca: ExxonMobil Dapat Restu, Kontrak East Natuna Segera Diteken)
Namun, manajemen ExxonMobil tidak berkomentar banyak mengenai target penandantanganan kontrak tersebut. “Intinya ExxonMobil bersama konsorsium mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk dapat segera menandatangani PSC East Natuna,” kata Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Erwin Maryoto kepada Katadata, pekan lalu.