BP Indonesia segera merealisasikan rencana pembangunan kilang pengolahan atau Train III Tangguh yang berada di Teluk Bintuni, Papua Barat. Perusahaan asal Inggris tersebut akan memulai proses konstruksinya pada Oktober ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengungkapkan, BP belum melaporkan secara detail mengenai proses pembangunan konstruksi Proyek Train III Tangguh. Meski begitu, pembangunan proyek ini dapat segera dimulai. “Konstruksi bulan ini,” kata dia kepada Katadata di Jakarta, Senin (3/9).

(Baca: Putusan Final Investasi Tercapai, Kilang 3 Tangguh Siap Dibangun)

Menurut Wiratmaja, proses pembangunan konstruksi Proyek Train III Tangguh akan dilaksanakan secara paralel, sehingga pembangunannya dapat rampung tepat waktu. Salah satu megaproyek minyak dan gas bumi di Indonesia ini ditargetkan bisa mulai berproduksi pada 2020.

BP Indonesia sebelumnya menyebutkan beberapa paket pekerjaan konstruksi untuk proyek Train III Tangguh akan dimulai pada kuartal IV tahun ini. Pengerjaan konstruksi dimulai setelah BP mendapat persetujuan keputusan final investasi atau Final Investment Decision (FID) proyek kilang gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Train III Tangguh.

Paket pertama adalah paket konstruksi konstruksi di darat untuk gas alam cair. Kontraktor yang menjadi pemenang dalam tender proyek konstruksi ini adalah perusahaan konsorsium yang terdiri atas Chiyoda, Saipem, Suluh Ardi, dan PT Tripatra Engineering and Construction yang juga sebagai pemimpin konsorsium. Nilai kontraknya mencapai US$ 2,43 miliar. (Baca: Tangguh Jadi Proyek LNG Pertama yang Dibiayai Bank Lokal)

Untuk proyek EPC lepas pantai, perusahaan yang memenangkan tender adalah Saipem Indonesia dengan nilai kontrak US$ 448 juta. Selain itu, ada proyek pengerjaan pipanisasi dengan kontraktor PT Aksia Pertiwi senilai US$ 60 Juta.  

Proyek ini diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 juta ton per tahun atau million tons per annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh. Jadi, total kapasitas kilang akan mencapai 11,4 mtpa.

Sebanyak 75 persen produksi gas dari Train III ini nantinya akan disalurkan ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN). Ini untuk mendukung megaproyek listrik 35.000 megawatt. Itu setara dengan 3.000 MW listrik bagi Indonesia. (Baca: BP Incar Blok Migas di Wilayah Timur Indonesia)

Selain itu, gas dari kilang III Tangguh untuk memenuhi kebutuhan gas bagi kelistrikan di Provinsi Papua Barat hingga 20 mmscfd atau setara 100 megawatt. Sedangkan untuk pupuk 180 mmscfd.