Terbitkan Saham Baru, Medco Rampungkan Akuisisi Newmont Bulan Ini

Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi
1/10/2016, 09.00 WIB

PT Medco Energi Internasional Tbk. akan menerbitkan saham baru dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTD) atau rights issue. Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk membayar utang jatuh tempo dan mendanai belanja modal perseroan.

Rencana ini sudah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan hari ini (30/9). Targetnya dengan right issue ini perseroan akan meraup dana hingga US$ 150 juta atau sekitar Rp 1,95 triliun.

Berdasarkan prospektus singkat yang dirilis Medco bulan lalu, sekitar 70 persen dana ini akan digunakan untuk pembayaran utang yang akan jatuh tempo. Sisanya 30 persen lagi akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk untuk akuisisi perusahaan. 

Rencananya perseroan akan menerbitkan 1,3 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Pemegang saham yang tidak memesan saham baru ini, porsi kepemilikannya akan terdilusi paling tinggi 27 persen.  (Baca: Akuisisi Newmont, Medco Gaet Kredit US$ 360 Juta dari Bank Mandiri)

Selain penambahan modal, RUPS juga menyetujui perseroan mengakuisisi 50 persen saham PT Amman Mineral Investama (AMIV) dari PT AP Investment milik Agoes Projosasmito. Dalam prospektus yang disampaikan kepada pemegang sahamnya beberapa hari lalu, Medco akan membeli saham ini senilai US$ 404 juta.

Sebelum akuisisi ini dilakukan, Medco harus memberi pinjaman terlebih dahulu kepada AMIV sebesar US$ 246 juta. Adapun dana yang didapat untuk pembelian saham dan pinjaman ini berasal dari utang jangka pendek dan kas.

Sekadar informasi, dalam laporan keuangan semester I-2016, Medco tercatat memiliki total kas dan setara kas sebesar US$ 371,3 juta. Jumlahnya masih kurang untuk menyelesaikan transaksi akuisisi dan pemberian pinjaman AMIV yang totalnya US$ 650 juta. Meski demikian, Medco optimistis bisa menyelesaikan transaksi tersebut pada bulan ini.

Presiden Direktur MedcoEnergi Hilmi Panigoro mengatakan selain pengembangan usaha, akuisisi ini akan meningkatkan kontribusi pendapatan perseroan dari sektor selain energi. Medco akan masuk ke sektor pertambangan emas dan tembaga.

“Ini sejalan dengan ambisi perseroan menjadi pemain terkemuka di sektor sumber daya alam Indonesia,” kata Hilmi dalam keterangan resminya Kamis (30/9). (Baca: Revisi UU Minerba, Pemerintah Tak Istimewakan Freeport dan Newmont)

Amman Mineral Investama merupakan induk usaha dari PT Amman Mineral Internasional (AMI) melalui PT Amman Mineral Ventura. Sementara AMI merupakan pemegang saham terbesar perusahaan tambang di Batu Hijau, yakni PT Newmont Nusa Tenggara.

Sebelumnya pada Juni lalu, AMI telah menandatangani pembelian 82,2 persen saham Newmont Nusa Tenggara senilai total US$ 1,47 miliar. Saham ini dibeli dari tiga pemegang saham perusahaan tersebut, yakni Nusa Tenggara BV (56 persen), PT Multi Daerah Bersaing (24 persen), dan PT Indonesia Masbaga Investama (2,2 persen).

Dengan transaksi ini Medco melalui AMI akan memiliki 82,2 persen saham Newmont Nusa Tenggara. Sisa saham perusahaan yang membukukan pendapatan di kuartal I-2016 sebesar US$ 569,66 juta ini, masih dimiliki PT Pukuafu Indah sebesar 17,8 persen.

Direktur MedcoEnergi, Roberto Lorato mengatakan di tengah lingkungan industri yang penuh tantangan, MedcoEnergi terus memperbaharui portofolio aset Perseroan. “Fokus kami saat ini adalah mensukseskan proses akuisisi (AMIV) ini dan mengintegrasikan mereka ke dalam organisasi kami. Kinerja operasional aset produksi kami terus meningkat," ujarnya.

(Baca: Akuisisi Blok B South Natuna, Medco Harap Produksi Naik 35 Persen)

Untuk diketahui, sepanjang paruh pertama tahun ini Medco membukukan kinerja keuangan yang cukup baik. Dalam laporan keuangannya, perseroan mencatat perolehan pendapatan semester I-2016 sebesar US$ 281 juta.

Meski pendapatannya hanya naik 2,6 persen dari periode yang sama tahun lalu, Medco berhasil membukukan laba bersih hingga US$ 12,67 juta. Padahal semester I tahun lalu perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar US$ 29,3 juta.