Hasil positif dari pertemuan informal kelompok negara-negara pengekspor minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Aljazair, sulit diharapkan. Arab Saudi dan Iran gagal mencapai kesepakatan pemangkasan produksi minyak bumi untuk menopang harga minyak. Apalagi, Iran menolak membatasi produksinya.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Fatih memprediksi tidak akan ada kesepakatan dalam pertemuan informasol OPEC berupa Forum Energi Internasional di Aljazair, yang berakhir Rabu ini (28/9). Sebab, Iran sudah menolak tawaran Arab Saudi untuk membatasi produksi. Padahal, Arab Saudi sudah sepakat mengurangi produksi minyak jika Iran setuju membekukan produksinya.
(Baca: Dukungan Aljazair Kembalikan Momentum Kenaikan Harga Minyak Dunia)
"Kesenjangan (dalam pandangan) antara negara OPEC menyempit. Saya tidak berpikir ada kesepakatan yang akan dihasilkan dari konsultasi besok (Rabu ini)," kata Khalid al-Fatih dikutip dari Reuters, Rabu (28/9).
Menurut dia, saat ini tidak ada kebutuhan melakukan penyesuaian atau memotong pasokan secara signifikan. Tapi, tiga negara yaitu Iran, Libya, dan Nigeria harus diberi izin memproduksi pada tingkat maksimum seperti selama ini. (Baca: Tanpa Terobosan, Industri Minyak Hanya Bertahan hingga 2030)
Akibatnya, harga minyak semakin melorot. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun dari US$ 44,9 per barel menjadi US$ 44,6 per barel, Rabu siang ini. Sedangkan harga minyak Brent tetap di posisi US$ 45,9 per barel.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil keputusan. Waktu yang tepat, menurut dia, pada pertemuan OPEC di Wina, Austria. “Kami akan coba mencapai kesepakatan pada 30 November 2016” ujar dia.
Sejak 2014, harga minyak telah anjlok 50 persen karena kelebihan pasokan. Produsen minyak pun mulai mencari cara untuk menyeimbangkan pasokan agar harga minyak kembali naik. Ide yang paling disetujui adalah membekukan produksi minyak, kendati pasar memperkirakan cara itu akan gagal.
Pembatasan produksi ini sulit tercapai karena persaingan politik di negara-negara Timur Tengah, seperti Iran dan Arab Saudi. Selain itu, karena adanya perang, termasuk di Suriah dan Yaman. (Baca: Harga Minyak Terpuruk, Arab Saudi Pangkas Gaji Menteri)
Harga Minyak Mentah Dunia (WTI) 2015-10 Agustus 2016 (Sumber: Databoks)