Jokowi: Perusahaan Pemula Harus Diprioritaskan dan Difasilitasi Modal

Kris | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
Penulis: Safrezi Fitra
28/9/2016, 12.26 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh jajaran kabinetnya untuk lebih memprioritaskan pengembangan pelaku usaha digital pemula (startup) dalam negeri. Hal ini diungkapkannya saat rapat terbatas tentang pengembangan ekonomi digital di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa sore (27/9).

“Saya minta pelaku bisnis pemula, startup untuk diprioritaskan, difasilitasi mendapat akses permodalan, agar usahanya bisa berkembang. Lakukan deregulasi besar-besaran untuk mendukung industri e-commerce," perintah Jokowi kepada seluruh jajaran kabinet yang ikut dalam ratas tersebut.

Ketika menghadiri KTT G20 di Cina, Jokowi mengatakan hampir semua negara membicarakan revolusi industri baru berbasis ekonomi digital. Dia tidak ingin ketinggalan, Indonesia harus berperan dalam tren perubahan ini. (Baca: Pengembangan Startup Hadapi Persoalan Regulasi)

Indonesia memiliki potensi yang besar bagi bisnis digital. Saat ini sekitar 93,4 juta dari 250 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. "Potensi pasar yang sangat besar ini tidak boleh ditinggal begitu saja. Saya yakin potensi itu akan bisa menjadi fondasi bagi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara," ujar Presiden Jokowi.

Dengan potensi yang besar ini, perdagangan melalui internet (e-commerce) belum tergarap maksimal. Nilai transaksi e-commerce pada 2014 baru US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 34 triliun.  Jokowi membandingkannya dengan Cina yang pengguna e-commerce-nya telah mencapai 30 persen dan menyumbang peningkatan PDB sebesar 22 persen.

Saat ini penetrasi e-commerce di Indonesia hanya 0,6 persen dari total transaksi ritel. Padahal e-commerce ini bisa membantu 56 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang menyumbang 55 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

“Saya minta segera dilakukan percepatan dan implementasi. Karena kalau tidak, kita akan tertinggal dengan negara-negara di sekitar,” ujarnya. (Baca: Badan Kreatif Minta Bursa Percepat 10 Startup yang Layak IPO)

Sebagai langkah awal, Indonesia harus membangun sistem platform logistik dunia dengan produk-produk yang ada di daerah-daerah. Dia menceritakan pengalamanannya ke Alibaba Cina beberapa waktu lalu. Jokowi melihat Alibaba bisa merajai dunia karena memiliki dan menguasai platform logistik dan ritel.

Presiden pun menginginkan hal ini juga dilakukan di Indonesia. Dia mengaku telah mendengar bahwa saat ini aplikasi blackberry messenger (BBM) telah dimiliki 100 persen oleh perusahaan dalam negeri. “Saya kira bisa kita jadikan platform asli indonesia. Kami harapkan semua hal yang berkaitan dengan e-commerce kita bisa nempel ke BBM,” ujarnya.

(Baca: Badan Kreatif: UKM Berpotensi Melaju ke Pasar Global)

Dia pun memerintahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini. Kekuatan-kekuatan yang dinilai strategis bagi bisnis Indonesia, perlu diproteksi dan diberikan dukungan. Ini penting agar produk-produk di daerah bisa dipasarkan secara luas.

Jika tidak, maka potensi ini akan diambil oleh perusahaan asing. Jokowi mencontohkan beberapa perusahaan digital lokal yang sudah dibeli dan dikuasai perusahaan asing seperti OLX dan Alibaba. Jokowi meminta agar ekonomi digital dapat membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM dan para pelaku bisnis pemula atau startup.

"Kita harus bisa membangun channel antara sistem platform logistik dunia, dengan produk-produk yang berada di kampung-kampung, yang berada di desa-desa,” ujarnya. (Baca: Tiga Langkah Sri Mulyani Dorong UMKM)