Pertamina Mulai Angkut LPG dari Iran

Katadata
27/9/2016, 18.31 WIB

PT Pertamina (Persero) mulai mengangkut Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Iran. Pengangkutan ini merupakan hasil kerjasama Iran dan Indonesia dalam pemasokan elpiji. 

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kapal Pertamina Gas 2 pada Senin kemarin (26/9) bersandar di Asaluyeh, Iran. Kapal ini memiliki kapasitas sebesar 44 ribu metrik ton (MT). (Baca: Pemerintah Uji Coba Penjualan Elpiji 3 Kg Tanpa Uang Tunai)

Kerjasama ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan perjanjian induk atau Head of Agreement (HoA) jual-beli LPG sebanyak 600 ribu MT pada tahun ini dan 2017. “Yang ditandatangani NIOC (National Iran Oil Company) dan Pertamina pada akhir Mei lalu," kata Wianda kepada Katadata, Selasa (27/9).

Menurut dia,  pengiriman kargo LPG asal Iran tahun ini dijadwalkan sebanyak dua kali pengiriman. Sedangkan tahun depan dijadalkan sebanyak 12 kargo LPG dengan total volume 600 ribu MT. 

Jika tidak ada gangguan, pengangkutan pertama LPG dari Iran diperkirakan tiba di Indonesia pada minggu kedua Oktober nanti.  Rencananya LPG tersebut akan dibongkar di Terminal Kalbut, Situbondo, Jawa Timur. (Baca: Pertamina Sepakat Impor LPG dari Iran Sebanyak 600 Ribu Ton)

Pasokan LPG dari Iran ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pasokan nasional. Apalagi, penjualan LPG di Pertamina terus meningkat. Tahun ini, penjualan LPG mencapai 7,5 juta MT atau meningkat 13,6 persen dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Pertamina, realisasi impor LPG berflutuaktif sepanjang Januari-Agustus lalu. Pada Agustus lalu, realisasi impor mencapai 352 ribu MT. Diperkirakan impor akan meningkat bulan depan menjadi 396 ribu MT. 

Kebutuhan elpiji di dalam negeri saat ini memang belum bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri. Pertamina memperkirakan kebutuhan elpiji tahun ini sebanyak 7 juta metrik ton.

Sementara produksi elpiji di dalam negeri masih sekitar 50 ton sampai 70 ton per hari untuk setiap kilang elpiji. Jadi, sebanyak 65 persen dari kebutuhan domestik bersumber dari impor. (Baca: Indonesia Dapat Diskon Beli Elpiji dari Iran)

Senior Vice President Integrated Suply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan, harga pembelian LPG ini lebih murah dibandingkan harga pasar. Sayangnya, dia tidak mau menyebut besaran harganya. “Kami akan memaksimalkan volume impor dari sumber yang termurah,” kata dia kepada Katadata, Selasa (27/9).