Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Indonesia Naik

KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai.
2/9/2016, 18.05 WIB

Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan harga minyak mentah Indonesia, Indonesian Crude Price (ICP), pada Agustus 2016 naik menjadi US$ 41,11 per barel, meningkat US$ 0,41 per barel dari harga ICP Juli yang menyentuh level US$ 40,70 per barel. 

Sementara harga SLC/Minas US$ 41,75 per barel, naik US$ 0,98 per barel  dari US$ 40,77 per barel pada Juli 2016. "Peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional," demikian keterangan resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 2 September 2016.

(Baca: Terseret Minyak Global, Harga ICP Juli Turun Menjadi US$ 40,7)

Dalam sesi perdagangan terakhir, harga minyak jenis West Texas Intermediate (Nymex) tidak berubah di posisi US$ 44,80 per barel, sama seperti Juli lalu. Sedangkan minyak mentah jenis Brent (ICE) naik US$ 0,63 per barel  dari US$ 46,53 per barel  menjadi US$ 47,16 per barel.  Begitu juga Basket OPEC naik US$ 0,39 per barel  dari US$ 42,68 per barel  menjadi US$ 43,07 per barel. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Pertama, proyeksi mengenai permintaan minyak mentah global tahun 2016 dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan International Energy Agency (IEA)

IEA memproyeksikan permintaan minyak mentah global 2016 naik 0,2 juta barel per hari menjadi 96,3 juta barel per hari. Sementara Organization of the Petroleum Exporting Countries  (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak mentah global 2016 naik 0,08 juta barel per hari menjadi 94,26 juta barel per hari. (Baca: Harga Minyak Indonesia Akan Mengacu Brent)

Faktor kedua adalah penurunan stok gasoline atau Bahan Bakar Minyak (BBM) Amerika Serika. Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration), tingkat stok gasoline AS selama Agustus 2016 turun 6,2 juta barel dibandingkan dengan bulan Juli 2016.

Faktor ketiga adalah adanya respon positif pasar atas rencana pertemuan negara-negara OPEC di bulan September. Pertemuan ini untuk membahas langkah-langkah menstabilkan harga pasar minyak mentah. 

Ketiga, adanya pengaruh ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yaitu kapal patroli Amerika Serikat memberikan tembakan peringatan ke kapal patroli Iran di Teluk Persia. Selain itu ada kerusakan fasilitas minyak juga pembangkit listrik Arab Saudi yang terkena rudal tembakan dari Yaman. (Baca: Kontrak Blok East Natuna Terganjal Skema Bagi Hasil)

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Selesainya pemeliharaan berkala kilang di Korea Selatan juga ikut mempengaruhi meningkatnya harga minyak mentah.