Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak Petroliam Nasional Berhad (Petronas) ikut mengelola blok migas di kawasan Natuna, Kepulauan Riau. Salah satu pertimbangannya adalah teknologi yang dimiliki oleh perusahaan migas asal Malaysia tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan peluang kerjasama ini sudah dibahas saat pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, di Malaysia dua hari yang lalu. “Kami ingin Petronas masuk bersama-sama Pertamina di sana (kawasan Natuna),” ujarnya di Jakarta, Rabu malam (31/8).
Dia berharap dengan teknologi yang dimiliki, Petronas bisa mengoptimalkan potensi migas yang ada di kawasan tersebut. Apalagi blok migas di kawasan tersebut banyak mengandung kadar karbondioksida (CO2). (Baca: Kementerian ESDM Percepat Kembangkan 10 Blok Migas di Natuna)
Di sisi lain, pemerintah juga akan menyiapkan regulasi agar investasi di kawasan itu bisa menarik. Salah satunya adalah dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2010 mengenai aturan pengembalian biaya operasi (cost recovery) dan pajak hulu migas.
“Saya memberitahu apa-apa saja (aturan migas) yang mau diubah. Mereka langsung tertarik,” ujar dia.
Luhut memang tidak menyebut secara pasti blok mana yang akan dikerjasamakan antara Pertamina dan Petronas. Karena hal ini masih dalam tahap pembahasan. Setidaknya kerjasama ini bisa memacu kegiatan ekonomi di kawasan Natuna. Apalagi kawasan tersebut berbatasan juga dengan Malaysia.
Untuk informasi, ada lima blok migas di Natuna yang akan dilelang pemeritah dalam beberapa tahap. Tahap I tahun ini, pemerintah akan melelang Blok Bukit Barat. Blok ini memiliki potensi minyak mencapai 122 juta tangki barel (MMSTB) dan gasnya 640 miliar kaki kubik (BSCF). (Baca: Pemerintah Akan Lelang Lima Blok Migas di Natuna)
Tahap II yang juga masih di tahun ini, pemerintah akan menawarkan Blok Emas Putih dan Dorang. Untuk Blok Emas Putih, pemerintah masih mengkaji berapa besar potensinya. Sedangkan Blok Dorang memiliki potensi 225 MMSTB.
Tahap III pemerintah akan melelang Blok Durian dan South Tuna pada tahun depan. Sebelum dilelang, potensi kedua blok tersebut bakal kembali dikaji. Blok ini juga masih dalam proses studi bersama.
Selain itu ada Blok East Natuna yang saat ini dalam masa persiapan penandatanganan kontrak. Targetnya kontrak ini bisa dilakukan pada pekan pertama atau paling lambat pekan kedua September 2015. (Baca: Pemerintah Siapkan Kontrak Khusus untuk Blok East Natuna)
Blok ini memiliki kandungan gas di tempat sebesar 222 triliun kaki kubik (tcf) dan cadangan terbukti 46 tcf. Tapi kandungan CO2 juga cukup besar mencapai 72 persen, sehingga menyulitkan kontraktor memproduksinya.