PT Pertamina (Persero) mulai memasang target untuk pembangunan proyek Kilang di Dumai. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini sampai sekarang masih menunggu komitmen Saudi Aramco.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan jika Saudi Aramco sepakat dan komit terhadap proyek tersebut, Pertamina menargetkan adanya kesepakatan Head of Agreement (HoA) kedua belah pihak pada Oktober. Kemudian Basic Engineering Design atau Desain Kontruksi Dasar Refining Development Master Plan (RDMP) RU II Dumai dapat dilakukan pada akhir tahun 2016. (Baca: Pemerintah Tagih Janji Investasi Kilang dan Listrik ke Raja Arab)
Untuk memastikan komitmen Saudi Aramco, akan berkunjung ke Saudi Aramco dalam waktu dekat. “Mudah-mudahan sudah kesepakatan dengan Saudi Aramco tercapai sebelum Oktober,” kata Wianda kepada Katadata, Selasa (31/8).
PT Pertamina (Persero) berniat untuk melakukan percepatan pembangunan RDMP RU II Dumai yang akan memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Sumatera. Apalagi, Pertamina dan Saudi Aramco sudah menandatangani nota kesepahaman untuk RDMP RU II Dumai sejak 2014.
Menurut Wianda, Kilang Dumai memiliki beberapa kelebihan mulai dari keekonomian proyek, ketersediaan lahan, dan penyerapan hasil produksi. “Untuk hasil produksi kami sudah proyeksikan Sumatera akan menyerap produk-produk dari RDMP RU II Dumai. Dengan kondisi itu, eksekusi nanti bisa dilakukan lebih cepat,” kata dia.
Setelah Dumai, Wianda mengatakan Pertamina akan menggarap peningkatan kapasitas kilang RU VI Balongan. Kilang ini juga termasuk dalam proyek RDMP Pertamina dan sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Saudi Aramco tahun lalu. (Baca: Pertamina Tagih Keseriusan Saudi Aramco di Dua Proyek Kilang)
Selain dua kilang itu, ada tiga kilang lagi yang masuk dalam proyek RDMP: kilang di Cilacap, Plaju dan Balikpapan.
Pada 10 Desember 2014, Pertamina sudah menandatangani nota kespahaman MoU dengan para mitra untuk lima proyek kilang tersebut. Penandatanganan MOU dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi dan perwakilan dari tiga partner strategis, yakni Ibrahim Al Buainain, President Aramco Asia, Michio Ikeda, Executive Vice President JX Nippon Oil & Energy Corporation, serta Liao Xudong, General Manager of Sinopec (Asia Tenggara) Pte.Ltd. Acara penandatanganan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Pertamina akan bekerja dengan Saudi Aramco untuk mengembangkan dan mengevaluasi opsi-opsi investasi untuk kilang Dumai dan Cilacap serta kilang Balongan. ChinaPetroleum & Chemical Corporation terpilih untuk Kilang Plaju, JX Nippon Oil & Energy Corporation untuk Kilang Balikpapan. Tapi akhirnya JX Nippon batal investasi di Kilang Balikpapan. (Baca: Investor Jepang Batal Danai Pengembangan Kilang Balikpapan)