Pertamina Ajukan Proposal Blok East Kalimantan Akhir Agustus

Donang Wahyu|KATADATA
Pertamina
22/8/2016, 11.26 WIB

PT Pertamina telah menyelesaikan proses data room atau masuk ruang data di Blok East Kalimantan, Kalimantan Timur. Setelah itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini segera mengajukan proposal untuk alih kelola blok tersebut.

Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan pihaknya masih mengkaji ulang data yang diperoleh dari proses data room. ”Akan kami ajukan proposal ke pemerintah akhir bulan ini,” kata dia kepada Katadata akhir pekan lalu. (Baca: Tak Diperpanjang Chevron, Pertamina Siap Ambil Blok East Kalimantan).

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro juga membenarkan jika proses ruang data sudah selesai. Setelah ini Pertamina akan melakukan lokakarya yang dipimpin oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Lokakarya akan membahas rencana proposal kerja Pertamina. “Dalam waktu dekat karena kami sudah berkoordinasi baik dengan SKK Migas,” kata Wianda kepada Katadata

Wianda Pertamina
(Arief Kamaludin | Katadata)

Blok East Kalimantan saat ini masih dikelola oleh Chevron Indonesia Company. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Chevron memiliki hak kelola 92,5 persen Blok East Kalimantan. Sisanya dipegang Inpex Corporation sebesar 7,5 persen. 

Kontrak Blok East Kalimantan akan berakhir pada 24 Oktober 2018. Setelah kontrak rampung, Chevron menyatakan tidak lagi memperpanjang blok yang berada di Kalimantan Timur ini. (Baca: Inpex Tak Berminat Perpanjang Kontrak Blok East Kalimantan).

Sebelumnya, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor mengatakan Chevron akan mengembalikan aset-aset tersebut kepada pemerintah. “Keputusan ini tidak mempengaruhi komitmen kami untuk meneruskan sejarah 90 tahun kemitraan di Indonesia atau menjalankan proyek-proyek strategis seperti proyek Indonesia Deepwater Development (IDD),” katanya dalam siaran resminya awal tahun ini.

Niat Pertamina mengelola Blok East Kalimantan mendapat sorotan dari Komite Eksplorasi Nasional (KEN). KEN meminta Pertamina berhati-hati sebelum mengambil alih blok tersebut. Salah satu yang harus menjadi perhatian Pertamina adalah kondisi harga minyak dunia.

Ketua KEN Andang Bachtiar mengatakan Pertamina harus menghitung kembali nilai keekonomian blok itu. Menurutnya, Blok East Kalimantan tidak akan ekonomis jika harga minyak terus turun sampai kontraknya dengan Chevron berakhir. Apalagi hingga mendekati level US$ 20 per barel. (Baca: Pertamina Diminta Hati-Hati Ambil Blok East Kalimantan).

Selain harga minyak, Pertamina juga harus memperhatikan karakteristik dari Blok East Kalimantan. Blok ini sudah lama beroperasi sejak 1968. Menurut dia, semakin tua lapangan maka cadangan yang ada semakin menipis.