Sejak dilantik dua hari lalu (Rabu, 27/7), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mulai menyusun berbagai langkah kerja. Untuk membantu pekerjaannya di kementerian yang ditinggalkan Sudirman Said itu, Arcandra memboyong teman-temannya dari Amerika Serikat (AS).
Saat acara bincang-bincang dengan sejumlah wartawan di Kementerian ESDM, Jumat ini (29/7), memang Arcandra didampingi dua orang yang diklaim sebagai sahabatnya saat tinggal di AS yang juga berasal dari Indonesia. Mereka bernama Jaffe Suardin dan Prahoro Nurtjahyo.
Candra dan kedua temannya ini tergabung dan menjadi pengajar dalam Islamic Family Academy. Suatu wadah untuk belajar agama Islam.
Prahoro Nurtjahyo memiliki latar belakang dalam Matematika Terapan dan Ocean Engineering. Sementara Jaffe Suardin berlatar belakang doktor teknik kimia.
Menurut Arcandra, dua orang ini akan didapuk membantu pekerjaannya. "Jadi sumber daya manusia yang ada di luar (negeri) kalau bisa kami manfaatkan untuk membangun Indonesia," katanya. (Baca: Kisruh Blok Masela, Tangga Arcandra Menuju Kabinet)
Dalam mengemban tugas barunya itu, alumni Institut Teknologi Bandung ini memiliki prioritas. Pemerintah harus membuat kebijakan yang berdampak bagi kemakmuran rakyat. Kemudian, kedaulatan energi harus dibangun dari segi pasokan dan ketersediaan energi yang terjamin.
Selanjutnya, menjamin kepastian hukum kepada investor, baik dalam dan luar negeri. Dengan begitu, investasi yang ditanamkan investor dapat sesuai dengan perundangan yang berlaku dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Arcandra juga mengatakan ada tiga pilar yang harus dijalankan agar proses bisnis di sektor energi bisa berjalan baik. Pertama, mendefinisikan ulang proses bisnis sehingga transparan dan akuntabel. Kedua, mengubah pola pikir dari pelaku bisnis serta regulator agar mau menerima teknologi sebagai solusi untuk meningkatkan energi di Indonesia. (Baca: Luhut Bantu Arcandra Dobrak Masalah Kementerian Energi
Ketiga meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). "Sehingga tidak gagap dalam memutuskan sesuatu," kata dia.
Di sisi lain, sehari setelah Sudirman dicopot dan digantikan oleh Arcandra, tiga staf khusus Menteri ESDM memilih mengundurkan diri, Kamis (28/7). Tiga staf khusus itu yakni Widhyawan Prawiraatmaja, Nizar Suhendra dan Said Didu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, mereka memutuskan mengundurkan diri agar Menteri ESDM yang baru bisa lebih leluasa menunjuk orang-orang yang lebih dipercaya untuk membantunya. Apalagi sesuai Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kementerian Negara bahwa masa tugas staf khusus berakhir sesuai dengan masa jabatan menteri yang bersangkutan
Meski mengundurkan diri, posisi Widhyawan sebagai Gubernur OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries), saat ini belum diputuskan. Begitu juga dengan beberapa unit Ad Hoc seperti Unit Pengendali Kinerja yang sebelumnya dibentuk oleh Sudirman. “Masih menunggu arahan menteri baru,” ujar sumber tersebut. (Baca: 30 Program Strategis Migas Jadi Fokus Utama Menteri Arcandra)
Yang pasti, dalam rapat perdana Menteri ESDM dengan para pejabat tinggi di lingkungan kementeriannya, pimpinan unit Ad Hoc itu masih menghadiri rapat. Namun, unit-unit itu belum mempresentasikan programnya masing-masing kepada Menteri Arcandra.