Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menugaskan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membangun pipa untuk mengalirkan gas dari kawasan Natuna. Hal ini merupakan salah satu upaya mempercepat pengembangan blok minyak dan gas bumi (migas) di kawasan yang terletak dekat dengan daderah sengketa Laut Cina Selatan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pipa ini nantinya akan mengalirkan gas dari bagian barat Natuna ke Batam. Sebab, sampai saat ini belum ada pipa yang menyalurkan gas ke daerah itu. (Baca: Pemerintah Akan Lelang Lima Blok Migas di Natuna)
Menurut dia, kawasan barat Natuna selama ini sebenarnya sudah memiliki fasilitas produksi dan pipa gas. Gas itu dialirkan ke Singapura, meski pipanya melintasi kawasan Batam. Jadi untuk mengalirkan gas ke Batam membutuhkan sambungan pipa. “Tahun ini Menteri ESDM memberikan surat penugasan ke PGN untuk mengalirkan ke Batam,” kata dia, akhir pekan lalu.
Dengan penugasan tersebut, diharapkan gas yang berasal dari Natuna dapat dimanfaatkan lebih besar untuk dalam negeri dan menumbuhkan industri domestik. Tapi, Wiratmaja memastikan, rencana itu tidak akan mengganggu penyaluran gas ke Singapura.
Sementara itu, manajemen PGN belum berkomentar mengenai hal ini. Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup belum membalas pesan yang dikirimkan Katadata melalui aplikasi WhatsApp.
Di sisi lain, Kementerian ESDM juga akan mempercepat pengembangan blok migas yang ada di Natuna. Wiratmaja mengatakan, saat ini ada 16 blok minyak dan gas bumi yang ada di kawasan itu. (Baca: Pemerintah Percepat Tanda Tangan Kontrak Blok East Natuna)
Dari jumlah tersebut, tujuh blok berstatus masih eksplorasi. Sedangkan enam blok sudah eksploitasi dan tiga blok masih proses terminasi. Jumlah cadangan gas terbukti ada 4 tscf serta minyak dan kondensat 201,401 mmstb.
Dari enam blok berstatus eksploitasi, baru empat blok yang sudah berproduksi. Yakni South Natuna Sea Blok B yang dioperatori ConocoPhillips, Natuna Sea Blok A oleh Premier Oil Natuna Sea B.V, Kakap oleh Star Energi (Kakap Ltd), Blok Udang oleh Pertalahan Arnebrata Natuna. Total produksi minyak dan kondensat dari empat blok ini mencapai 25113 barel per hari (bph) dan 490,3 mmscfd gas.
Dua blok eksploitasi yang belum berproduksi yakni Blok Sembilang dioperatori PT Mandiri Panca Usaha dan Northwest Natuna oleh Santos Netherlands B.V. Cadangan minyak yang ada di blok Sembilang mencapai 3,99 mmstb, sedangkan Northwest Natuna mencapai 62.700 mstb.
Untuk blok eksplorasi, Wirat mengatakan tahun depan, rencananya dua blok migas akan memulai proses pengeboran yakni Blok Tuna dan Blok Sokang. Blok Tuna dioperatori oleh Premier Oil Tuna B.V. Kontrak blok ini dimulai sejak 2007.
Cadangan terbukti untuk minyak yang ada di blok tersebut mencapai 2.127 juta barel dan gas sebesar 12,36 miliar kaki kubik (bsf). Adapun luas bloknya mencapai 2450,29 kilometer persegi. (Baca: Tahun Depan, Pengeboran Dua Blok Migas di Natuna)
Pengeboran di Blok Tuna ini akan menggunakan rig bersama dengan operator Blok Sokang. Blok Sokang juga rencananya akan mengebor tahun depan, yang dioperatori oleh Black Platinum Investment Ltd. Luas wilayah kerjanya 4.523,6 kilometer persegi (km2). Kontrak blok ini dimulai 2010.
Status blok ini telah melaksanakan sebagian komitmen pasti eksplorasi dengan cadangan gas terbukti mencapai 120,27 bcf. Untuk pengeboran tahun depan, menurut Wiratmaja, Black Platinum juga membutuhkan perubahan kontrak dan ketentuan fiskal.