PT Pertamina (Persero) akhirnya secara resmi mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mengelola Blok Sanga-Sanga pasca kontrak operator VICO Indonesia berakhir Agustus 2018 mendatang. Langkah tersebut dilakukan setelah Pertamina merampungkan proses evaluasi dari hasil analisa ruang data atau data room blok minyak dan gas bumi di Kalimantan Timur itu.
Namun, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati masih merahasiakan nilai investasi untuk mengelola Blok Sanga-Sanga. "Sudah mengajukan, namun untuk nilai investasinya sedang dievaluasi," kata dia kepada Katadata, Senin (11/7). (Baca: Saka Energi Tertarik Beli Hak Kelola BP di Blok Sanga-Sanga)
Sebelumnya, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Denie S. Tampubolon pernah mengatakan nilai investasi di Blok Sanga-Sanga tidak akan melebihi Blok Mahakam saat dikelola Pertamina pada 2018 mendatang. Sebagai informasi, untuk mengelola Blok Mahakam, Pertamina akan menggelontorkan dana US$ 2,5 miliar atau Rp 33,96 triliun per tahun.
Adapun untuk dapat mengelola Blok Sanga-Sanga, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto pernah mengatakan sudah menyiapkan beberapa rencana dan program kerja. Program tersebut di antaranya melakukan infill drilling atau pengeboran sumur sisipan sekitar 30 hingga 50 sumur per tahun. Infill drilling adalah pengeboran sumur di lapangan yang produksinya masih berada di bawah laju produksi yang efisien dari sisa cadangan yang ada.
Program lainnya adalah melanjutkan pengerjaan ulang dengan sedikit rig (rigless workover), pengembangan penemuan berkembang (undeveloped discovery) di Blok Sanga-Sanga. Pertamina juga akan melanjutkan program pengeboran, inventarisasi peralatan fasilitas produksi, dan pengembangan wilayah yang tumpang tindih.
Tidak hanya itu, Pertamina akan melakukan program waterflood. Ini adalah proses injeksi air ke dalam formasi untuk meningkatkan produksi minyak. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini juga melakukan pelepasan bagi fasilitas yang tidak terpakai di Blok Sanga-Sanga. (Baca: Pertamina Akan Bor 50 Sumur Sisipan di Blok Sanga-Sanga)
Selain melakukan program kerja yang bersifat teknis, Pertamina menargetkan akan melakukan program untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya melalui program manajemen integritas bagi SDM di Blok Sanga-Sanga.
Jika menjadi operator Blok Sanga-Sanga, Pertamina juga sudah menyiapkan beberapa skenario. Menurut Dwi, Pertamina akan mengintegrasikan blok ini dengan Pertamina EP dan Mahakam. Nantinya juga akan melakukan interkoneksi jaringan listrik dan fasilitas produksi di blok tersebut dan Blok Mahakam.
Di sisi lain, Pertamina akan mengintegrasikan personel dan kontrak-kontrak yang ada di Blok Sanga-Sanga. Jadi, ada potensi pengurangan biaya personel di blok tersebut.
Blok Sanga-Sanga saat ini masih dioperatori oleh VICO Indonesia dengan hak kelola 23,13 persen. Sementara sisanya dipegang oleh BP sebesar 26,25 persen, ENI 26,25 persen, CPC 20 persen dan Universe Gas&Oil sebesar 4,37 persen.
Blok Sanga-Sanga memang menjadi incaran beberapa kontraktor migas. Selain Pertamina, VICO lebih dahulu menyatakan minatnya kepada pemerintah melalui Kementerian ESDM untuk memperpanjang kontrak pengelolaan blok tersebut. (Baca: VICO Indonesia Ajukan Perpanjangan Kontrak Blok Sanga Sanga)
Bahkan, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yaitu Saka Energi juga berminat untuk mengelola Blok Sanga-Sanga. Saat ini, Saka Energi tengah bernegosiasi untuk mendapatkan hak kelola BP East Kalimatan atas blok tersebut.