Bank Mandiri mengucurkan pinjaman senilai US$ 360 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun kepada PT Medco Energi Internasional Tbk. Dana tersebut untuk membiayai akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara melalui PT Amman Mineral Internasional (AMI).

Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya tidak sendirian dalam membiayai aksi korporasi Medco tersebut. Selain Bank Mandiri, dua bank BUMN lain yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) turut mengucurkan kredit kepada Medco. (Baca: Dibiayai 3 Bank BUMN, Medco Akuisisi Newmont Rp 34 Triliun)

Rinciannya, BNI memberikan kredit sebesar US$ 240 juta dan BRI US$ 150 juta. Jadi, total pinjaman tiga bank pelat merah itu kepada Medco mencapai US$ 750 juta atau sekitar 30 persen dari total nilai akuisisi AMI sebesar US$ 2,6 miliar. “Yang menjadi pemimpin konsorsium kami,” kata Royke di Jakarta, Senin (11/7).

Menurut dia, Bank Mandiri dan dua bank BUMN lain bersedia memberikan pinjaman kepada Medco karena melihat potensi aset yang dimiliki Newmont. Saat ini, tambang Batu Hijau milik Newmont di Nusa Tenggara mampu memproduksi emas dan tembaga.

Dengan adanya kegiatan penambangan emas, Royke mengatakan, prospek perusahaan tersebut akan bagus. Apalagi, harga emas saat ini cenderung naik.

Bank Mandiri juga lebih aman mengucurkan kredit karena menggunakan skema lindung nilai (hedging). “Jadi secara cashflow atau arus kas, aman. Risiko tidak seperti tambang pada umumnya,” ujar dia.

Alhasil, jangka waktu pinjamannya tergolong pendek, yakni hanya dua tahun. Pertimbangannya adalah cadangan yang ada di Batu Hijau. Bahkan, jika Medco melakukan penambangan di lahan tambang baru, Bank Mandiri tidak menutup kemungkinan untuk ikut membiayai lagi. (Baca: Keuntungan Beli Newmont Bagi Pemerintah)

Suku bunga kredit yang diberikan Bank Mandiri juga lebih rendah dari suku bunga kredit dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dia tidak menyebut besarannya. “Ini kan belum cair, baru sign atau penandatanganan. Mudah-mudahan tahun ini cair,” ujar Royke.

Presiden Direktur Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo juga enggan menyebut besaran bunga pinjaman kepada Medco. Namun, dia yakin Medco dapat melunasi pinjaman tersebut dalam jangka waktu dua tahun.

Menurut Kartika, Bank Mandiri memberikan pinjaman berjangka pendek karena cadangan di lahan tambang Batu Hijau diperkirakan habis dua sampai tiga tahun ke depan. Dari kegiatan tambang itu akan menghasilkan laba perusahaan sebelum dikurangi bunga utang dan pajak terutang yang harus dibayarkan kepada pemerintah (EBITDA) lebih dari US$ 1 miliar. “Seluruh cashflow dari tambang existing diprioritaskan untuk melunasi utang sindikasi US$ 750 juta,” kata dia kepada Katadata, Senin (11/7).

Namun, dia membantah jika dana pinjaman untuk Medco itu berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Cina atau China Development Bank (CBD). “Bukan. Ini dana dari pool fund bank mandiri atau campuran dana masyarakat,” ujar dia. (Baca: Pemerintah Diminta Terbuka Soal Pinjaman Cina ke Bank BUMN)

Seperti diketahui, Bank Mandiri pada tahun lalu telah mendapat pinjaman dari CBD sebesar US$ 1 miliar dengan jangka waktu 10 tahun. Pinjaman ini untuk membiayai beberapa proyek infrastruktur di Indonesia.