Ke Jerman, Jokowi Saksikan Kerjasama Investasi Rp 11 Triliun

Laily - Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Ballroom Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman
Penulis: Safrezi Fitra
18/4/2016, 21.29 WIB

Mengawali rangkaian kunjungan keliling Eropa, Jokowi tiba di Jerman pagi tadi waktu setempat. Salah satu agendanya, menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Ballroom Hotel Adlon Kempinski, Berlin.

Dalam forum bisnis tersebut, Jokowi melakukan beberapa pertemuan dengan sejumlah pimpinan perusahaan terkemuka Jerman. Diantaranya  CEO dari Meyer Werf GmbH & Co.KG, Ferrostaal GmbH, Bayer AG, Siemens AG, Daimler AG, Deutsche Bank AG. (Baca: Keliling Eropa, Jokowi Bahas Perjanjian Perdagangan Bebas)

Di sela acara tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerjasama perusahaan Indonesia dengan perusahaan Jerman senilai US$ 845 juta atau sekitar Rp 11,1 triliun. Kerjasama ini dilakukan beberapa perusahaan antara lain PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dengan Ferrostaal, PT Pelni (Persero) dengan Meyer Werft, PT Pindad (Persero) dengan Junggans Microtech, APRIL dengan Inapa, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan Siemens.

Kunjungan Jokowi ke Jerman dibarengi dengan 42 delegasi pengusaha Indonesia dari berbagai bidang untuk meningkatkan investasi dan kerjasama. Forum Bisnis Indonesia-Jerman ini mempertemukan investor dan pemerintah kedua negara untuk membicarakan investasi jangka panjang. Peningkatan kerjasama ekonomi menjadi fokus utama dengan prioritas pada penyelesaian perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. (Baca: Kembangkan Industri, Pemerintah Gandeng Rolls Royce dan Siemens)

Dalam sambutannya dihadapan para pengusaha dari kedua negara, Jokowi menyatakan keinginan Indonesia untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Jerman. Dia juga mencoba meyakinkan para pengusaha Jerman agar berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun berkomitmen untuk terus memperbaiki iklim investasi di dalam negeri. "Saya akan terus mereformasi, saya akan terus menyederhanakan perizinan, saya akan membuat perekonomian Indonesia terbuka," ujar Jokowi dalam keterangan resmi yang diterima Katadata, Senin (18/4). 

Jokowi juga menyampaikan perekonomian Indonesia yang mampu bertahan di di tengah berbagai tantangan ekonomi global. Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia masih bisa tumbuh hingga 5,03 persen pada kuartal empat tahun lalu. Dia menganggap hal ini merupakan bukti bahwa perekonomian Indonesia cukup stabil. Apalagi, berdasarkan data Asian Development Bank (ADB), minat untuk investasi di Indonesia saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah.

Menurutnya, stabilitas ekonomi Indonesia dicapai karena pembangunan infrastruktur dan investasi sebagai dua mesin pertumbuhan ekonomi telah menunjukkan hasil yang nyata. Salah satu contohnya,  kerja sama pembangunan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta. Dengan adanya kerja sama ini, Cina menyatakan akan membangun pabrik di Indonesia. Bukan hanya untuk produksi, pabrik ini juga akan mengekspor perangkat kereta cepat ke seluruh Asia Tenggara.

Jokowi juga menyatakan sebagian kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah Indonesia terinspirasi dari pengalaman negara-negara Eropa dalam mengahadapi krisis ekonomi. "Saya suka bagaimana kultur Jerman melakukan bisnis. Saya juga sama, saya tidak suka terlalu banyak bicara, saya lebih senang banyak bekerja," ujarnya. (Baca Wawancara: Eropa, Sasaran Tahun Ini)