Pertamina Surplus, Harga BBM Cuma Turun Tak Sampai Rp 1.000

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Safrezi Fitra
24/3/2016, 19.57 WIB

KATADATA – Dua hari lagi pemerintah akan memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan besaran penurunannya tidak lebih dari Rp 1.000 per liter.

Sudirman mengakui besaran penyesuaian harga ini cukup tipis jika dibandingkan dengan penurunan harga minyak mentah yang terjadi dalam jangka tiga bulan terakhir. Alasannya, pemerintah khawatir jika nantinya harga minyak naik lagi secara tiba-tiba.

Selama ini, tarif transportasi ataupun harga-harga barang lainnya tidak lantas turun ketika harga minyak turun. Namun harga-harga ini langsung melonjak ketika harga BBM naik. Apalagi Juli mendatang akan memasuki Hari Raya Idul Fitri dan musim liburan. Momen ini akan membuat harga-harga barang naik. Jika kenaikannya dibarengi dengan harga BBM, malah akan merugikan masyarakat, terutama kelas bawah.

Oleh karena itu, pemerintah harus membentuk formula harga tertentu yang terbaik untuk menghadapi kondisi ini. Sudirman memastikan perhitungan formula harga ini tetap mengacu pada harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan efisiensi mata rantai pasokan.

Dengan mengacu tiga komponen ini,”maka akan ketemu formula harga yang tidak persis paling bawah tapi mendekati harga keekonomian,” kata Sudirman usai Rapat Koordinasi (rakor) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3). (Baca: Pemerintah Berencana Kenakan Cukai BBM dan Plastik)

Sudirman mengatakan harga BBM saat ini sudah lebih besar dari harga keekonomian. Artinya PT Pertamina (Persero) sudah mendapat untung dari penjualan BBM ini. Tahun lalu Pertamina mengaku rugi hingga Rp 12 triliun, karena harga BBM yang dijual lebih rendah dari harga keekonomian, khususnya untuk Premium.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati