KATADATA -  PT Pertamina (Persero) tidak ingin melewatkan momentum rendahnya harga minyak dunia. Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) milik negara (BUMN) ini berencana memborong minyak sebanyak mungkin. Namun, rencana tersebut menghadapi masalah keterbatasan tangki penyimpanan minyak. Solusinya, Pertamina tengah menjajaki penggunaan kilang milik perusahaan migas lain.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, banyak kontraktor migas yang menurunkan produksinya sejak harga minyak turun. Kondisi tersebut menjadi peluang Pertamina menyewa tangki milik swasta yang tidak digunakan. Apalagi, pemerintah juga sangat menyarankan hal tersebut. "Salah satu yang sudah kami ajak bicara itu (menyewa) tangki milik Chevron," kata dia saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Jumat lalu (12/2).

(Baca: Momentum Indonesia Borong Minyak)

Pertamina nantinya akan menyewa tangki milik Chevron yang ada di Dumai, Riau, karena dianggap sesuai dengan kebutuhan minyak Pertamina. Apalagi, kapasitas tangki tersebut sangat besar dan jumlahnya banyak. Namun, Wianda belum mau menyebutkan kapasitas tangki yang akan disewa Pertamina. Alasannya, proses negosiasi masih berjalan dan Pertamina harus mendapat izin dari Satuan Kerja Khusus Pelasana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) selaku pengawas.

Dikutip dari situs resmi Chevron, minyak mentah dari sejumlah lapangan Chevron di Sumatera diangkut ke Dumai melalui sistem jaringan pipa sepanjang 600 kilometer. Lalu, ditampung di tangki-tangki berkapasitas total 5,1 juta barel.

Selain soal kapasitas, Wianda enggan menyebut jangka waktu sewa tangki tersebut. Yang jelas, penyewaan tangki itu akan lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Kebijakan menyewa tangki swasta ini juga bisa menjadi solusi sambil menunggu pembangunan tangki penyimpanan milik Pertamina rampung. Apalagi harga minyak saat ini masih murah. Saat ini harga West Texas Intermediate di pasar spot US$ 29,18 per barel. Sementara harga jenis Brent US$ 33,10 per barel.

(Baca: Banjir Pasokan, Harga Minyak Bisa Terus Turun Hingga Akhir Tahun)

Saat ini Pertamina juga berencana membangun tangki penyimpanan untuk produk hasil olahan kilang. Tangki tersebut akan dibangun di Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau dan Pulau Sambu. Di Pulau Sambu akan dibangun dua tangki masing-masing kapasitasnya 50 ribu kiloliter. Sementara di Tanjung Uban akan dibangun empat tangki dengan kapasitas masing-masing 25 ribu kiloliter. “Tahun ini harus kami selesaikan,” ujar dia.

Vice President Policy Goverment and Public Affair Chevron Yanto Sianipar membenarkan rencana Pertamina menyewa tangki penyimpanan minyak di Dumai. Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci proses negosiasi, termasuk apakah Chevron juga akan memasok tangki itu. "Kami sedang membicarakan tangki penyimpanan yang ada di Dumai," ujar kepada Katadata, Minggu (14/2). 

Chevron Indonesia dan Pertamina memang berencana untuk melakukan jual minyak yang diolah dalam negeri. Pertamina akan membeli minyak jenis Minas yang dihasilkan PT Chevron Pacific Indonesia. Namun rencana ini masih terkendala dengan adanya pajak. Mengingat Pertamina harus membeli minyak Chevron melalui pihak ketiga atau trader. Jika melalui trader, Pertamina harus membayar pajak tambahan sebesar tiga persen. Tapi, Pertamina tidak bersedia mengeluarkan duit lebih untuk membayar pajak tersebut. Begitu pula  Chevron yang tidak ingin penerimaannya berkurang gara-gara menjual minyak di dalam negeri. 

Reporter: Anggita Rezki Amelia