Dituding Tak Wajar, Menteri Sudirman Belum Mau Turunkan Premium

Menteri ESDM, Sudirman Said
Penulis: Muchamad Nafi
25/1/2016, 21.06 WIB

KATADATA - Sejumlah kalangan menilai dengan kejatuhan harga minyak mentah dunia hingga US$ 30 per barel semestinya harga bahan bakar minyak, terutama Premium, juga turun. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menegaskan harga bensin dengan RON 88 itu belum akan dikurangi.

Menurut Sudirman, naik-turunnya harga BBM ditentukan berdasarkan evaluasi setiap tiga bulan. Karena itu, meskipun harga minyak berfluktuasi, pemerintah tetap tidak membuka opsi penurunan atau kenaikan BBM dalam periode tersebut. Untuk saat ini, pemerintah telah mengoreksi harga premium pada 5 Januari lalu.

Dengan demikian, evaluasi harga akan dilakukan kembali pada awal April nanti. “Terhadap harga, kami sudah punya policy tiga bulan sekali ditinjau,” kata Sudirman Said di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin, 25 Januari 2016. (Baca juga: Turunkan Harga BBM, Pertamina Ditugasi Bangun Tangki di Papua).

Selain itu, kata Sudirman, bergonta-gantinya harga BBM dinilai tidak baik untuk perkembangan ekonomi di masyarakat. Pasalnya, harga relatif menjadi tidak stabil, terutama komoditas di pasar akan naik mendadak ketika harga BBM melonjak. Hal ini mengingat moda transportasi berkonsumsi BBM menjadi pengangkut komoditas.

Namun, hal itu tidak berlaku sebaliknya. Ketika harga Premium turun tidak serta-merta membuat harga pangan  ikut turun. Menurut Sudirman, inilah langkah antisipasi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga. (Baca: Untung Besar, Pertamina Diminta Turunkan Harga BBM Premium).

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia