KATADATA - Anjloknya harga minyak dunia ternyata tidak mempengaruhi investasi hulu di PT Pertamina (Persero). Hal ini dibuktikan dengan dana yang akan digelontorkan Pertamina untuk investasi di sektor hulu tahun depan.
Di saat beberapa kontraktor minyak dan gas bumi (migas) mulai mengerem investasi, Pertamina malah meningkatkan investasinya di sektor hulu. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan Pertamina sudah menyiapkan dana sebesar US$ 3,8 miliar untuk investasi hulu migas. Nilai investasi tersebut meningkat 21 persen dibandingkan tahun ini.
Alasannya menambah investasi di hulu karena Pertamina ingin tetap bisa tumbuh di tengah harga minyak yang terus merosot. Dia khawatir jika Pertamina tidak menambah atau malah menurunkan investasi, keinginan ini tidak dapat terealisasi. (Baca: Total Kurangi Investasinya di Indonesia Tahun Depan)
“Kan Pertamina tetap harus tumbuh. Kalau tidak ada investasi bagaimana mau tumbuh,” kata dia kepada Katadata melalui pesan singkatnya beberapa waktu lalu.
Total investasi ini akan dibelanjakan untuk kegiatan hulu migas di dalam negeri dan luar negeri. Untuk dalam negeri dialokasikan sebesar US$ 2,6 miliar. Penggunaannya untuk aktifitas anak usaha, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) seperti kegiatan menggarap Blok Offshore North West Jawa (ONWJ) dan West Madura Offshore (WMO). Selain PHE, Pertamina juga akan mengucurkan dana ke anak usaha lain di sektor hulu, yakni PT Pertamina EP.
Sisanya sebesar US$ 1,2 miliar dialokasikan untuk menggarap blok-blok migas Pertamina di luar negeri. Saat ini Pertamina sedang fokus menggarap ladang minyak di negara Aljazair. Pertamina kata dia sudah mendapatkan persetujuan revisi pengembangan wilayah (POD) di Blok 405a. (Baca: Pertamina Jajaki Tambah Blok Migas di Aljazair)
Dengan persetujuan tersebut maka akan semakin banyak kegiatan pengeboran yang akan dilakukan oleh Pertamina. Adanya Blok tersebut akan menambah produksi sebesar 23.000 barel per hari. Selain Blok 405 a, Pertamina juga sedang mengincar satu blok lagi di Aljazair. Nantinya Pertamina akan menggandeng perusahaan minyak Aljazair, Sonatrach untuk mengelola blok tersebut.
Secara total tahun depan Pertamina akan mengebor 34 sumur eksplorasi, terdiri dari empat sumur di luar negeri dan 30 sumur di blok migas dalam negeri. Selain itu perseroan juga akan mengebor 149 sumur pengembangan, 112 sumur di dalam negeri dan 37 sumur di negara lain. (Baca: Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Siapkan Insentif untuk Hulu Migas)
Produksi minyaknya ditargetkan 326.000 barel per hari (bph) dan gas 1.926 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Porsi produksi minyak dari blok migas di luar negeri yakni 23,6 persen, untuk gas 9,1 persen. Rinciannya untuk minyak yang dari dalam negeri sebesar 250.000 bph dan luar negeri 77.000 bph. Sementara untuk produksi gas ada 1.764 mmscfd dan luar negeri 162 mmscfd.
Tren produksi minyak Pertamina terus meningkat sejak 2012 yang baru mencapai 71,8 juta barel, meningkat menjadi 73,6 juta barel pada 2013, dan 87,2 juta barel pada tahun lalu. Dalam periode yang sama, produksi gas secara berfluktuatif. Secara berturut-turut sebesar 563 miliar standar kaki kubik (bcfd), 557 bcfd dan 588 bcfd. (Baca: Upaya Efisiensi, Pertamina Berhasil Menghemat Rp 17,8 triliun)