KATADATA - PT Pertamina (Persero) masih mengalami kendala lahan dalam pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Dari 450 hektare lahan untuk kilang tersebut, sekitar 350 hektare proses pembebasan lahannya sudah selesai. Sisanya 100 hektare lagi masih dalam proses.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan seluruh lahan tersebut milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Sekitar 350 hektare itu sudah kami gunakan dari lahannya KLHK, (tapi) nambah 100 hektare lagi,” ujarnya di Gedung Pertamina, Jakarta, Senin (7/12). (Baca: Pemerintah Kesulitan Cari Lokasi Strategis untuk Bangun Kilang)

Menurut Dwi, Kilang Tuban akan dibangun Pertamina bekerjasama dengan pihak swasta. Namun, kepemilikan mayoritasnya tetap dipegang Pertamina, minimal 51 persen. Rencananya Pertamina akan menggarap proyek kilang Tuban bersama Saudi Aramco. 

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun kilang ini mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 165 triliun. Sedangkan kapasitasnya mencapai 300.000 barel per hari (bph). Pertamina menargetkan Kilang Tuban mulai dibangun pada tahun depan dan mulai berproduksi pada 2021. (Baca: Proyek Pembangunan Kilang Tuban Diminati 20 Investor)

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami sempat mengaku kasulitan melakukan pembebasan lahan untuk proyek Kilang Tuban. Namun, saat ini KLHK sudah menyatakan komitmen untuk memberikan izin alih fungsi lahannya. 

Kilang Tuban merupakan salah satu proyek kilang prioritas pemerintah yang akan dibangun tahun depan, selain Kilang Bontang. Hingga saat ini pemerintah belum mendapatkan investor yang berminat membangun proyek kilang Bontang. Lahan Bontang yang dimiliki Kementerian Keuangan dinilai lebih siap dibandingkan Tuban.  

Selain Kilang Tuban,  Pertamina juga sedang melakukan revitalisasi empat kilang yang ada melalui program RDMP (Refining Development Masterplan Program). Proyek ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan teknologi.

Empat kilang tersebut yakni di Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai. Masing-masing investasinya sekitar US$ 4 miliar sampai US$ 5 miliar. Dengan revitalisasi ini total kapasitas kilang Pertamina akan meningkat dari 800.000 bph, menjadi 1,4 juta bph.

Reporter: Anggita Rezki Amelia