KATADATA - Pengerjaan fasilitas produksi utama (central production facility/CPF) Blok Cepu akan segera rampung pertengah bulan depan. Produksi minyak dari blok migas tersebut diperkirakan akan mencapai puncak sebesar 165.000 barel per hari (bph) dua pekan sebelum akhir tahun ini.
Volume puncak produksi yang berasal dari CPF sebesar 130.000 bph. Sisanya masih mengandalkan fasilitas produksi sebelumnya, yakni fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) dan pengembangan awal (early oil expansion/EOE).
Masalahnya kontrak EPF dan EOE akan berakhir pada akhir tahun ini. Waktu untuk proses peralihan produksi ke CPF hanya tersisa dua pekan. Padahal normalnya proses tersebut membutuhkan waktu hingga empat pekan. Ada kekhawatiran proses peralihan tersebut akan mengganggu stabilitas produksi. (Baca: Target Akhir Tahun Produksi Minyak Blok Cepu Meleset Lagi)
Makanya, pemerintah berencana memperpanjang kontrak EPF dan EOE dua pekan lagi. "Menurut estimasi engineering-nya, stabil enggak stabilnya itu di pertengahan Januari 2016. Jadi kalau terjadi apa-apa, kita punya back up," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Gedung DPR Jakarta, Senin (30/11).
Penambahan sewa fasilitas ini hanya untuk memberi kepastian produksi Blok Cepu stabil dalam proses peralihan produksi tersebut. Dalam proses peralihan ini, produksi minyak di salah satu sumur, yakni sumur Tapak B, akan dihentikan sementara.
Amin tidak mau menjelaskan mengapa perpanjangan kontrak EPF hanya dilakukan untuk dua pekan. Padahal jika diperpanjang untuk beberapa tahun, akan ada tambahan produksi lagi sebesar 40.000 bph. Dengan mengandalkan CPF, puncak produksi Blok Cepu hanya akan mencapai 165.000 bph. Dengan adanya tambahan dari EPF, maka puncak produksinya bisa meningkat hingga 205.000 bph.
“Karena ada masalah-masalah, jadi puncak produksinya 165.000. Ini bukan disengaja, makanya prduksinya terlambat,” ujarnya.
Puncak produksi Blok Cepu sudah molor beberapa kali dari target yang diharapkan. Ini karena pembangunan CPF yang memakan waktu yang lama. Saat merumuskan target produksi siap jual (lifting) tahun ini saja, sebenarnya pemerintah mengandalkan Blok Cepu yang akan memulai puncak produksi pada Oktober. Ternyata kemungkinan baru akan terealisasi pada pertengahan bulan depan.
Menurut Amin, dengan sumbangan produksi Blok Cepu sebesar 165.000 bph selama dua pekan terakhir tahun ini, akan membuat realisasi lifting tahun ini hanya sedikit di bawah target. Hingga awal Oktober, angka lifting minyak baru mencapai 783.390 bph. Padahal targetnya tahun ini sebesar 825.000 bph. Hingga akhir tahun, kemungkinan mencapai 812.000 bph.