Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor

Arief Kamaludin|KATADATA
IGN Wiratmaja
Penulis: Safrezi Fitra
28/10/2015, 18.42 WIB

KATADATA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pengembangan proyek Blok Masela bisa molor jika menggunakan skema darat. Ada kemungkinan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut menjadi lebih lama jika menggunakan usulan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan jika menggunakan skema darat, ada waktu yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan. Lamanya waktu pembebasan lahan ini sulit untuk diprediksi.

(Baca: Sudirman Said Lebih Percaya Hitungan SKK Migas soal Blok Masela)

Jika pembebasan lahan bisa dilakukan dengan cepat, maka proyek tersebut juga akan cepat selesai. Bahkan, bisa lebih cepat dibandingkan menggunakan skema kilang terapung (FLNG). Apalagi Indonesia sudah punya pengalaman dalam membangun kilang LNG di darat. 

"Masela tergantung keputusan. Kalau di laut [jadwalnya] tidak ada berubah. Di darat mungkin ada waktu tambahan untuk pembebasan lahan," kata dia beberapa waktu lalu.

Wiratmaja tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika menggunakan skema darat. Targetnya Blok Masela bisa mulai berproduksi pada 2024. Jika menggunakan skema FLNG pengembangan blok migas ini bisa sesuai jadwal.

(Baca: Rizal vs Amien di Blok Masela)

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait