KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menyebut konsumen bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dan Premium mulai beralih ke Pertalite. Ini terlihat dari data penjualan BBM Pertamina sejak diluncurkannya Pertalite pada 24 Juli 2015.

VP Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi mengatakan sebelum ada Pertalite komposisi penjualan BBM 79 persen Premium dan 21 persen Pertamax. Namun sejak Pertalite diluncurkan, persentase penjualan Premium hanya 68 persen dan Pertamax 19,5 persen, sedangkan Pertalite 12,5 persen.

"Jadi selama 10 hari ini yang banyak pindah dari Premium (ke Pertalite)," kata dia kepada Katadata, Selasa (4/8).

Dia menyebut volume penjualan rata-rata Pertalite sekitar 345 kiloliter per hari. Perhitungannya Pertalite sudah didistribusikan di 115 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Volume penjualan setiap SPBU tersebut rata-rata 3 kiloliter per hari.

Meski penjualan Pertalite sudah bisa mengambil pasar Premium dan Pertamax, volume penjualan Pertalite hingga saat ini masih kecil. Untuk tahap awal, sebenarnya Pertamina menjatahkan Pertalite untuk masing-masing SPBU sebanyak 5 kiloliter per hari. Namun, rata-rata penjualannya di setiap SPBU ternyata hanya 3 kiloliter per hari.

"Penjualan Premium dan Pertamax relatif stabil. Hal ini krn aktifitas di Jabotabek belum pulih total setelah lebaran," ujar dia.

Pemerintah dan DPR terus mengingatkan Pertamina agar jangan sampai Pertalite menggantikan Premium. Pertalite boleh dijual, dengan syarat penjualan Premium tetap dilakukan dan tidak perlu dibatasi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan tujuan produk Pertalite hanya variasi produk dari Pertamina dan bukan pengganti Premium. Makanya dia meminta Pertamina untuk tetap menjual produk bensin Premium seperti biasa.

"Pesannya jangan mengurangi kuota Premium dengan adanya produk ini," kata dia.

Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian juga mengungkapkan hal yang sama. Dia menyatakan dukungan kepada Pertamina untuk meluncurkan Pertalite sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Namun, Ramson juga mengingatkan kepada Pertamina agar tidak menghilangkan pemasaran Premium. 

"Sebelumnya ada miss persepsi di publik, bahwa Pertalite ini menggantikan premium. (Sekarang) kalau ada SPBU yang tidak menjual Premium, bisa dilaporkan ke komisi VII DPR," ujar Ramson.

Reporter: Arnold Sirait