KATADATA ? Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) segera menyerahkan proposal pengelolaan Blok Mahakam pasca-2017. Pemerintah butuh kepastian mengenai rencana kerja dan investasi perusahaan pelat merah itu terhadap blok minyak dan gas bumi (migas) selepas mengambil alih dari perusahaan Prancis, Total E&P Indonesie.
Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmadja mengatakan, jika Pertamina berlama-lama menyerahkan proposal bakal berdampak pada produksi migas di Blok Mahakam.
Bisa-bisa, produksi dari blok migas yang terletak di delta sungai Mahakam itu turun hingga 20 persen. Pada tahun lalu, rata-rata produksi gas di Blok Mahakam mencapai 1,7 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sedangkan produksi minyak mencapai 30 ribu barel per hari.
?Bisa penurunan karena serba nggak jelas. Nanti investasinya nggak dilaksanakan,? kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (9/2). (Baca: Kelola Blok Mahakam, Pertamina Butuh US$ 1 Miliar per Tahun)
Meski demikian, dia memaklumi jika sampai saat ini Pertamina belum juga mengajukan proposal. Pertamina perlu memikirkan secara matang mengenai rencana bisnis tersebut.
?Kemarin saya sudah diskusi dengan direktur hulunya. Sedang diskusi dan hampir final karena harus dibawa ke board of director, kemudian dibawa ke komisaris, lalu pemerintah,? ujar dia.
Pertamina sebelumnya menyatakan akan mengajukan proposal pada akhir Februari 2015. Namun, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan belum bisa memastikan akan bekerjasama dengan siapa untuk mengelola Blok Mahakam tersebut.
Dia juga membantah Pertamina akan memberikan porsi saham Blok Mahakam sekitar 40 persen kepada Total E&P Indonesia sebagai kompensasi dari pemberian blok Total di luar negeri kepada Pertamina.
?Belum ada pembicaraan ke arah itu,? kata dia kepada Katadata. (Baca: Pertamina Gandeng Total dan Pemda Kelola Blok Mahakam)
Dwi sebelumnya mengatakan, Pertamina menyiapkan dana US$ 1 miliar atau sekitar Rp 12,6 triliun per tahun untuk mengelola Blok Mahakam. Angka ini lebih kecil dari yang diperkirakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Menurut Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie Gautama nilai investasi di Blok Mahakam mencapai sekitar US$ 2 miliar per tahun.