KATADATA ? PT Indo Tambangraya Megah Tbk berencana melakukan ekspansi membangun pembangkit listrik. Langkah ini sebagai diversifikasi mengantisipasi harga batu bara yang masih belum stabil.
Edward Manurung, Direktur Keuangan Indo Tambangraya Megah, mengatakan pihaknya masih mempelajari rencana bisnis baru yang akan digeluti perseroan. ?Capex (capital expenditure/ belanja modal) akan kita gunakan untuk ekspansi, seperti coal power plant yang sedang kita pelajari,? kata dia kepada wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Rabu (2/4).
Dia menjelaskan, kapasitas pembangkit listrik tersebut akan lebih besar dari pembangkit yang dimiliki perseroan di Bontang, Kalimantan Timur yang kapasitasnya 2x7 mega watt. Nantinya listrik yang dihasilkan akan dikomersialkan ke pihak lain, seperti Perusahaan Listrik Negara.
?Proyek ini bisa bekerja sama dengan pihak lain atau dibangun sendiri. Tergantung mana yang lebih menguntungkan untuk stakeholder,? kata Edward.
Namun Edward belum mau menyebutkan dana investasi yang akan dipakai untuk mengerjakan proyek pembangkit listrik ini. Dia beralasan besaran dana investasi tergantung pada kapasitas listrik yang akan dibangun.
Lebih lanjut, dia menyebutkan perseroan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 86 juta pada tahun ini, naik dari US$ 35,9 juta pada 2012. Dana capex tersebut berasal dari kas internal. Selain untuk membangun pembangkit listrik juga akan dipakai untuk perbaikan infrastruktur dan mengakuisisi tambang batu bara.
Sementara itu, Indo Tambangraya Megah menargetkan penjualan pada tahun ini sebesar 29,7 juta metrik ton. Sedikit meningkat dari penjualan pada tahun lalu yang mencapai 29,1 juta metrik ton.
Tahun lalu, penjualan bersih perseroan turun 11 persen dari US$ 2.439 juta pada 2012 menjadi US$ 2.179 juta. Turunnya penjualan tersebut akibat harga batu bara yang melemah dari rata-rata US$ 90 per ton menjadi US$ 74,9 per ton pada tahun lalu. Ini mengakibatkan laba bersih perseroan turun 47 persen dari US$ 432 juta menjadi US$ 230 juta.
Direktur Pemasaran Hartono Widjaja mengatakan meskipun harga batu bara dunia sedang turun, tetapi untuk batubara kualitas medium akan bertahan. Sedangkan untuk kualitas rendah diperkirakan akan menurun. ?Kualitas yang low tumbuh tapi tahun ini akan banyak di medium.?