Konsumsi BBM Anjlok hingga 50%, Pertamina Kurangi Produksi Kilang

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Petugas mengecek jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (23/10/2019). Pertamina menurunkan operasi kilang karena kapasitas penampungan telah optimal selama pandemi corona.
18/4/2020, 19.52 WIB

Pertamina memutuskan menurunkan operasi kilang karena kapasitas penampung minyak telah mencapai level maksimal. Itu lantaran konsumsi bahan bakar minyak atau BBM menurun drastis selama pandemi corona.

Sejak Maret 2020, Pertamina mencatat permintaan gasoline terus turun di kisaran 17 persen, gasoil turun rata-rata 8 persen dan avtur turun 45 persen. Sejalan dengan penerapan PSBB, permintaan BBM di kota-kota besar pun anjlok di atas 50 persen, tertinggi di Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen.

Secara nasional, penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rata-rata Januari- Februari 2020. Selain penurunan di BBM retail, penurunan permintaan juga terjadi terhadap konsumen industri. Hal itu terjadi karena banyak industri telah berhenti beroperasi.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan penurunan permintaan tajam itu belum pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut bakal berdampak besar terhadap keuangan Pertamina.

(Baca: Pandemi Corona Hambat Digitalisasi SPBU Pertamina)

Oleh karena itu, berbagai penyesuaian dilaksanakan perusahaan untuk menjaga optimalisasi, efektifitas, dan keekonomian operasi perusahaan. Termasuk di antaranya penyesuaian operasional kilang.

“Pertamina akan mulai menurunkan kapasitas operasi kilang secara bertahap. Disesuaikan dengan kondisi permintaan. Secara teknis, penurunan juga akan disesuaikan dengan batas aman pengolahan kilang,” ujar Fajriyah.

Pertamina, lanjut Fajriyah, akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk melaksanakan pemeliharaan kilang. Sehingga ketika kondisi sudah kembali normal, kilang Pertamina sudah siap beroperasi optimal.

Beberapa kilang yang lebih awal masuk daftar pemeliharaan yaitu Kilang Sungai Pakning dan Kilang Balikpapan dengan penghentian pada Crude Distillation Unit (CDU) secara bergantian. Sedangkan Kilang Plaju akan mulai mengurangi produksi secara bertahap (slowdown).

Adapun kilang lain yaitu Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Kasim tetap beroperasi normal.  Dengan begitu, stok BBM maupun LPG secara nasional dalam kondisi aman bahkan berlebih. Pertamina mencatat stok avtur dan solar berlimpah, berada pada posisi tertinggi hingga lebih dari 100 hari.

Selain itu, seluruh kegiatan distribusi BBM dan SPBU tetap beroperasi dengan menjalankan HSSE dan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. Pertamina akan terus memantau perkembangan pandmei corona. Pasalnya, perusahaan harus mengirimkan logistik demi menjaga pasokan energi tetap aman.

“Selama Ramadan dan Idul Fitri, Pertamina akan mengoperasikan SPBU di seluruh jalur utama, karena kemungkinan kebutuhan BBM untuk logistik akan meningkat,”kata Fajriyah.

(Baca: Anjlok 35%, Penjualan BBM Pertamina pada Maret Terendah Selama Sejarah)