Lonjakan Kasus Positif Corona Singapura hingga Tembus 8.000 Orang

ANTARA FOTO/ REUTERS/Edgar Su/hp/dj
Pemandangan perahu yang nyaris kosong dekat Merlion Park, Singapura, Kamis (26/3/2020). Kasus positif virus corona di Singapura bertambah 1.426 hari Senin (20/4).
20/4/2020, 20.36 WIB

Singapura melaporkan tambahan 1.426 kasus baru virus corona Covid-19 pada hari Senin (20/4). Ini membuat kasus corona Negeri Singa  semakin menjauhi tetangganya di Asia Tenggara dengan jumlah 8.014 orang.

Kasus virus corona Singapura telah menyalip Indonesia pada hari Minggu (19/4). Kemarin, jumlah pasien corona Singapura mencapai 6.588, terpaut 13 orang dari RI.

Lonjakan 1.426 ini juga merupakan kenaikan kasus harian terbesar di Asia Tenggara. Dari laman Worldometers, kenaikan positif corona terbesar di Filipina hanya mencapai 538 orang. Sedangkan di Indonesia, rekor harian tambahan pasien sebanyak 407 kasus. 

Laman resmi Pemerintah Singapura menjelaskan Sebagian besar kasus ini berada di asrama pekerja migran. “Sebanyak 16 kasus adalah warga Singapura atau penduduk permanen,” demikian keterangan Kementerian Kesehatan Singapura, Senin (20/4).

(Baca: Ledakan Corona di Singapura yang Dipicu Padatnya Asrama Pekerja Asing)

Meroketnya tambahan harian kasus Covid-19 di Singapura telah terjadi sejak 16 April lalu. Hampir seluruh kasus belakangan ini melibatkan penularan di asrama pekerja migran. Total 18 asrama yang diisolasi Pemerintah Singapura guna mencegah penyebaran Covid-19.

“Peningkatan utama masih berlanjut bagi pemegang izin kerja yang tinggal di asrama. Sejalan dengan upaya kami untuk menguji dan mengisolasi pekerja yang terinfeksi,” demikian keterangan Kementerian Kesehatan Singapura dikutip dari Channel News Asia, Senin (20/4).

Mayoritas asrama asing dihuni oleh pekerja migran asal Bangladesh, India, serta Tiongkok. Berbeda dengan tempat tinggal warga Singapura pada umumnya, asrama ini mayoritas dapat dikatakan tak layak huni dan menunjang penyebaran corona.

Seorang pekerja dari India bernama Raja (29) sempat mengeluhkan buruknya kondisi asrama. Alih-alih bisa menjaga jarak, 15 pekerja kerap harus menjalani karantina Covid-19 dalam satu ruangan yang sama. “Kebersihannya tidak begitu baik,” kata Raja kepada Financial Times, Minggu (19/4).

Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo berjanji akan meningkatkan kualitas asrama pekerja migran.  Ini bukan saja demi kesehatan buruh semata, namun untuk kepentingan masyarakat Singapura sendiri ke depannya.

“Kita harus mau menerima standar tinggi akan datang dengan biaya tinggi,” kata Teo dilansir dari Bloomberg.

(Baca: Tambahan 185 Kasus Positif Corona di RI, Terendah dalam 15 Hari)