Manfaatkan Harga Minyak Minus, Trump Akan Borong 75 Juta Barel

REUTERS/Kevin Lamarque/ANTARA FOTO
Trump mengajukan rencana membeli 75 juta barel minyak di saat harga sedang anjlok.
Editor: Yuliawati
21/4/2020, 21.45 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil peluang dengan anjloknya harga minyak dunia hingga di bawah US$ 0 per barel. Trump rencana memborong 75 juta barel minyak mentah untuk Strategic Petroleum Reserve (SPR) atau cadangan minyak strategis AS.

"Kami akan mendapatkannya dengan harga yang tepat," kata Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari situs Marketwatch, Selasa (21/4).

(Baca: Pertama Kali dalam Sejarah, Harga Minyak Anjlok di Bawah US$ 0 / Barel)

Trump perlu mendapatkan izin dari Kongres untuk merealisasikan keinginannya menambah cadangan minyak strategis. Bulan lalu, Kongres menggagalkan rencananya membeli minyak untuk cadangan strategis dengan menggunakan paket stimulus pandemi corona sebesar U$ 2 triliun.

Trump menilai anjloknya harga minyak hanya akan bersifat sementara sehingga berharap kongres menyetujui rencananya. Dia menyebut saat sekarang sebagai waktu yang tepat membeli minyak.

Sejak Maret lalu, Trump telah mengumumkan untuk menambah cadangan minyak strategis negaranya. Hingga pertengahan April,  cadangan minyak AS sebanyak 635 juta barel.

AS menyimpan cadangan minyaknya di area bawah tanah di sepanjang Teluk Texas dan Louisiana, di selatan AS dengan kapasitas maksimal 727 juta barel. AS menggunakan cadangan minyaknya dalam keadaan darurat, seperti saat Perang Irak pada 1991 dan Badai Katrina pada 2005.

(Baca: Disebut Terkait Fluktuasi Harga Minyak Dunia, Apa itu WTI dan Brent?)

Harga minyak mentah berjangka AS untuk kontrak Mei anjlok hingga di bawah US$ 0 pada penutupan perdagangan Senin (21/4). Penurunan tersebut merupakan yang terendah untuk pertama kalinya dalam sejarah seiring dengan rendahnya permintaan dan pasokan yang menumpuk akibat pandemi corona.

Dilansir dari Reuters, harga minyak menutup perdagangan dengan minus US$ 37,63 per barel karena para pedagang putus asa sehingga harus membayar pembeli demi mengurangi pasokan minyak yang sudah tak mampu lagi ditampung.

Tak hanya itu, minyak mentah Brent yang merupakan patokan internasional juga merosot, kendati tak setajam minyak  West Texas Intermediate WTO) karena lebih banyak penyimpanan tersedia di seluruh dunia.  

Tren penurunan harga minyak sejak awal tahun bisa dilihat dalam databoks berikut:



Kontrak minyak WTI AS Mei turun US$ 55,90, atau 306%, dengan diskon US$ 37,63 per barel setelah menyentuh titik terendah sepanjang masa US$ 40,32 per barel. Brent turun US$ 2,51 per barel atau 9%, menjadi US$ 25,57 per barel.

(Baca: Proyeksi Harga Minyak Dunia, US$ 35-40 per Barel Sampai Akhir 2020)

Reporter: Verda Nano Setiawan