Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut pandemi corona telah menganggu kegiatan hulu migas. Salah satunya kegiatan pengembangan Blok Masela.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut turunnya harga minyak membuat calon pembeli tak langsung sepakat menyerap gas dari blok tersebut. "Marketing masih terkendala calon buyer, mereka wait and see," kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII secara virtual, Selasa (28/4).
Selain itu, SKK Migas menyebut Inpex Corporation selaku operator Blok Masela kesulitan mengerjakan survei. Pengembangan Blok Masela pun menjadi terhambat.
"Survei lapangan tidak bisa dilaksanakan karena Covid-19. Tetapi kami sedang diskusi dengan Inpex agar tidak mundur," ujarnya.
(Baca: SKK Migas: Perusahaan Jepang dan PLN Serap Hampir 50% Gas Blok Masela)
Sebelumnya, Corporate Communication Manager Inpex Masela Ltd Moch N. Kurniawan mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dampak penurunan harga minyak dan pandemi corona. Proses persiapan Front End Engineering Design (FEED) atau desain detail proyek LNG Abadi tak terganggu.
Hal itu pun sudah dilaporkan kepada SKK Migas. " Kami telah mengambil langkah-langkah penyesuaian yang diperlukan agar kegiatan persiapan hingga pekerjaan inti FEED tetap berjalan sebagaimana mestinya," kata Iwan ke Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Inpex terus mencegah penyebaran virus corona di wilayah operasi Masela. Apalagi proyek hulu migas banyak mengimpor barang dan peralatan.
"Kami tetap waspada penuh memantau penyebaran virus ini yang telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat termasuk karyawan Inpex," ujar dia.
Adapun SKK Migas tetap berkomitmen untuk mengawal proyek agar selesai sesuai rencana. Proses pengembangan proyek Blok Masela pun hingga kini mencapai tahap tender FEED dan pembuatan pedoman rencana tender Engeineering, Procurement and Construction (EPC).
Nantinya FEED dan EPC akan digunakan untuk menentukan Final Investment Decision (FID). SKK Migas menargetkan FID bisa rampung pada kuartal keempat 2022.
(Baca: SKK Migas Antisipasi Produksi Blok Masela Tak Terserap di Pasar Global)