Kemenperin Sebut 60% Industri Terpukul Pandemi Corona

Arief Kamaludin|KATADATA
Industri semen mengalami pukulan berat akibat pandemi corona.
Editor: Yuliawati
28/4/2020, 16.09 WIB

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan 60% industri nasional terpukul pandemi virus corona atau Covid-19 sehingga perlu perhatian. Sebanyak 40% industri masih bergerak moderat atau memiliki permintaan yang tinggi selama pandemi corona.  

"Hampir semua sektor industri mengalami dampak penyebaran Covid-19 itu, secara singkat 60% industri itu suffer (terpukul) dan 40% itu moderat atau masih ada permintaan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono dalam Rapat dengan Pendapat bersama Komisi VI DPR RI secara virtual di Jakarta, Selasa (28/4).

(Baca: Kemenperin Masih Izinkan Operasi 14.533 Perusahaan di Jawa Selama PSBB)

Sigit menjelaskan pukulan berat dihadapi industri semen, elektronika dan telematika, perdagangan roda empat dan dua, serta tekstil. Adapun industri yang masih memiliki permintaan yang tinggi yakni sektor alat pelindung diri, alat kesehatan dan ethanol, industri farmasi dan fitofarmaka serta industri makanan dan minuman.

Sejak pandemi corona, mayoritas industri menghadapi masalah kontrak pembayaran yang tertunda hingga pembatalan order dari klien.  Adapula yang omzetnya menurun akibat penjualan beberapa industri mengalami penurunan yang menyebabkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Harga bahan baku dan penolong yang naik karena asal negara impor yang terbatas aksesnya," kata Sigit.



Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani yang memperkirakan rata-rata industri hanya mampu bertahan tiga sampai lima bulan dengan kondisi seperti sekarang. Dia mengatakan, berbagai industri mengalami penurunan tajam permintaan dan pasokan bahan baku.

"Ini mereka tiga sampai lima bulan lagi bisa bertahan, tergantung industri masing-masing," kata Rosan, Minggu (19/4).

Rosan memperkirakan untuk menyelamatkan dunia industri setidaknya dibutuhkan stimulus sebesar Rp 1.600 triliun. Dari jumlah tersebut, Rosan mengatakan, Rp 600 triliun diusulkan sebagai stimulus bagi industri padat karya, industri strategis, dan UMKM. Kemudian, sebanyak Rp 600 triliun digunakan untuk jaring pengaman sosial. Sedangkan Rp 400 triliun sisanya untuk dana kesehatan.

Usulan penambahan anggaran penanganan corona dengan melihat kebijakan anggaran di negara lain. Indonesia baru menganggarkan dana Rp 405,1 triliun atau sebesar 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan banyak negara lain menganggarkan 10%-20% dari PDB.

(Baca: Industri Hanya Bisa Tahan 3-5 Bulan, Kadin Usul Dana Corona Rp 1.600 T)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto