Laba Pertamina EP di Kuartal I 2020 Naik Meski Harga Minyak Turun

Pertamina EP
Ilustrasi, kegiatan migas lepas pantai. Pertamina EP mencatat kenaikkan laba di kuartal I 2020 meski harga minyak anjlok sepanjang Januari-Maret tahun ini.
29/4/2020, 12.49 WIB

Pertamina EP atau PEP mencatat kenaikkan laba pada kuartal I 2020. Padahal, harga minyak sejak awal tahun terus turun.

Hingga akhir Maret 2020, PEP meraih laba sebesar US$ 169 juta, naik 1,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$167 juta. Padahal, pendapatan perusahaan pada kuartal pertama tahun ini hanya US$640 juta, turun 7,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 693 juta.

Pendapatan Pertamina EP terkoreksi harga minyak yag turun pada awal tahun ini. Harga minyak rata-rata pada tahun lalu bisa mencapai di atas US$60-an per barel.

“Rata-rata harga minyak pada kuartal pertama tahun ini hanya US$50,66 per barel dan gas sebesar US$6,01 per MMBTU,” ujar Direktur Utama PEP Nanang Abdul Manaf dalam siaran pers pada Rabu (29/4).

Menurut Nanang, penurunan harga minyak yang signifikan membuat perusahaan bekerja lebih efisien dan optimal. Salah satu caranya dengan memanfaatkan aset yang ada dan berupaya melaksanakan substitusi.

“Kami juga membahas ulang kontrak jangka panjang dan kontrak yang belum dimulai agar memperoleh nilai penghematan,” kata Nanang.

Selain itu, PEP melaksanakan survei pasar dan memaksimalkan informasi harga terkini sebagai referensi tambahan saat negosiasi. Dengan begitu, perusahaan bisa mendapatkan harga terbaik.

PEP juga menunda program kerja yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan operasi dan produksi migas. Selain itu, perusahaan berupaya maksimal menggunakan mata uang rupiah dalam bertransaksi.

“Kami juga menyiapkan rencana-rencana skenario mengenai business continuity dalam mencapai target rencana kerja 2020,” ujar Nanang.

(Baca: Pertamina EP Mengebor Dua Sumur untuk Pastikan Temuan Migas di Sulteng)

Di sisi lain, kinerja produksi minyak Pertamina EP belum maksimal. Nanang menyebut, produksi migas perusahaan selama Januari-Maret 2020 sebesar 247 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).

Produksi minyak hanya mencapai 81.351 bopd atau sekitar 90,2% dari target APBN 2020 sebesar 90 ribu bopd. Sedangkan produksi gas sebesar 957 mmscfd, melebihi target tahun ini yang dipatok 787 mmscfd.

Kontributor utama produksi minyak PEP berasal dari PEP Asset 5 yang mencapai 18.700 bopd atau 23% dari total produksi. Selain itu, PEP Asset 2 menyumbang 21% dengan produksi sebesar 17.300 bopd.

Untuk produksi gas, PEP Asset 2 tercatat sebagai kontributor terbesar dengan produksi 371,6 mmscfd atau 39% dari total produksi. Sedangkan PEP Asset 3 menyumbang 28% atau setara 268,7 mmscfd.

Untuk memaksimalkan produksi, lanjut Nanang, perusahaan bakal melaksanakan pengeboran sesuai rencana tahun ini. Meskipun, kegiatan pengeboran tetap menyesuaikan evaluasi harga minyak Indonesia (ICP) dan kondisi penyebaran Covid-19.

Sepanjang kuartal I 2020, PEP telah mengebor 23 sumur pengembangan. Saat ini, perusahaan mengerjakan sembilan sumur pengembangan dan satu sumur eksplorasi.

“Pengeboran sumur eksplorasi telah selesai dua sumur dan ada satu sumur yang sedang dikerjakan,” katanya.

Di sisi lain, PEP telah berupaya mencegah penyebaran Covid-19 sesuai protokol pemerintah. Perusahaan telah memberlakukan work from home, penerapan jarak fisik dalam melaksanakan kegiatan operasi di lapangan, penangguhan crew change, dan penerapan isolasi mandiri.

Perusahaan juga menerapkan pengisian form kewaspadaan Covid-19 dan absen online harian, serta sosialisasi melalui broadcast dan memo secara berkala. Selain itu perusahaan membentuk satuan tugas Covid-19.

(Baca: Penerimaan Negara Terancam Kejatuhan Harga Minyak)